TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan rumor yang beredar, iPhone 12 akan memiliki kekuatan penuh, dan sepertinya fitur Touch ID akan kembali dengan bentuk yang sedikit berbeda.
Mengutip Economic Daily News, situs Taiwan yang meliput Apple, pembuat iPhone telah mengatur pertemuan dengan GIS, produsen Taiwan, untuk membahas smartphone dengan pemindai sidik jari di bawah layar.
Seperti diketahui, iPhone 11 yang baru diluncurkan datang tanpa pemindai sidik jari atau Touch ID, sebagai gantinya menggunakan Face ID untuk lapisan keamanan tambahan. Meskipun Face ID iPhone kemungkinan lebih aman, tapi banyak pengguna yang terbiasa membuka ponsel dengan jarinya.
Karena muncul di iPhone yang dirilis pada 2020 atau 2021, pemindai sidik jari yang dimaksud adalah sensor ultrasonik Qualcomm dan GIS akan memasok komponen. Sensor ultrasonik Qualcomm digunakan dalam Samsung Galaxy S10, tapi baru-baru ini diketahui cacat, memicu desas-desus bahwa itu akan dihentikan pada perangkat Galaxy S11.
Namun, versi mendatang dari sensor ultrasonik Qualcomm tampaknya akan lebih besar, yang seharusnya mencegah masalah pada Samsung Galaxy S.
Qualcomm mengungkapkan pemindai sidik jari 3D Sonic Max baru pada 3 Desember, berukuran 20x30mm jauh lebih besar dari pada pembaca 4x9mm yang saat ini ada di Samsung Galaxy S10 dan Galaxy Note 10. Bahkan, 17 kali lebih besar, dan dapat membaca dua sidik jari sekaligus, menurut Engadget.
Pada September lalu, Bloomberg melaporkan bahwa Touch ID mungkin akan kembali ke iPhone Apple versi 2020. Peneliti keamanan Sean Wright menunjukkan bahwa memberikan pilihan kepada pengguna dapat membantu dalam hal keamanan, selama opsi yang disajikan solid.
"Saya juga berharap Apple melakukan perbaikan untuk mencegah masalah signifikan yang kita lihat seperti masalah dengan pembaca sidik jari pada perangkat Samsung," kata Wright. "Biometrik menawarkan alternatif layak untuk kata sandi, dan merupakan salah satu skenario langka ketika peningkatan kegunaan tidak berarti pengorbanan dalam keamanan."
Sementara pakar keamanan siber ESET, Jake Moore, setuju autentikasi tambahan akan menjadi hal yang baik. “Bagi banyak orang, autentikasi dapat menjadi ketidaknyamanan yang bisa menyebabkan mereka memintasnya, membuat akun rentan. Namun, ketika dirancang dengan benar, itu dapat memiliki dampak besar pada perlindungan" tuturnya.
Apple tentu saja melakukan hal yang benar dengan mempertimbangkan pembaca sidik jari pada iPhone 12. Jika berfungsi, lapisan autentikasi tambahan akan selalu membuat orang lebih aman, bahkan jika mereka memilih untuk menggunakan Face ID sebagai gantinya.
FORBES | ENGADGET | ECONOMIC DAILY NEWS