Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menristek Risau dengan Riset di Indonesia, Ada Apa?

image-gnews
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan tugas BRIN di Gedung BPPT II, Jakarta Pusat, Senin, 9 Desember 2019. TEMPO/Khory
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan tugas BRIN di Gedung BPPT II, Jakarta Pusat, Senin, 9 Desember 2019. TEMPO/Khory
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkap ragam masalah riset di Indonesia. Sebuah masalah yang membuatnya risau adalah soal kenapa banyak hasil riset yang tidak tersambung ke kalangan industri.

Saat berpidato di acara Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik 11 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) di Bandung, Senin, 9 Desember 2019, Bambang menunjukkan data. Anggaran riset dari pemerintah di Singapura misalnya 11,4 persen, sementara swastanya 61 persen. Adapun dana pemerintah Thailand kurang dari 10 persen dan swastanya 70 persen.

Di Indonesia, komposisinya terbalik. Anggaran dari pemerintah untuk riset mencapai 84 persen, swasta cuma 9 persen. "Ini yang menjawab pertanyaan kenapa riset kita banyak nggak nyambung sama swasta," katanya.

Menurut Bambang, karena risetnya banyak dibiayai pemerintah, kebanyakan juga untuk keperluan pemerintah, atau sesuai proposal yang diajukan pusat riset. "Akhirnya mohon maaf, riset untuk kepuasan institusi, pribadi, atau yang paling tipikal bikin riset supaya kum naik jadi lektor atau guru besar," kata Menristek.

Kum kependekan dari kumulatif maksudnya angka kredit untuk kenaikan pangkat dosen dari pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat atau tri dharma perguruan tinggi.

Di Singapura dan Thailand, kata Bambang, risetnya dianggap menjawab kebutuhan industri. Swasta butuh riset untuk produk mereka agar lebih bagus dan saintifik. Uangnya dari swasta untuk kebutuhan swasta. "Indonesia harus berubah dari (mengandalkan dana) pemerintah ke swasta, caranya dengan tax reduction," kata mantan Menteri Keuangan itu.

Pengusaha, menurutnya, sangat membutuhkan keringanan pajak dari pemerintah. Diharapkan keinginan itu menjadi solusi masalah riset di negeri ini.

Bambang juga mengungkapkan pusat penelitian di pemerintahan ada 330 yang tersebar di kementerian dan lembaga. Jumlah yang masuk pusat unggulan iptek kurang dari setengahnya atau 160 tempat. "Disparitas tidak baik, anggaran tersebar di banyak tempat," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun dana riset dari pemerintah sebesar 0,025 persen dari produk domestik bruto (GDP) Rp 15 ribu triliun, atau sekitar Rp 37,5 triliun. Dana sebesar itu, kata Bambang, termasuk untuk gaji dan dan perawatan fasilitas riset. Dana riset yang murni masih terbatas.

Menristek membeberkan masalah lainnya, seperti jumlah peneliti yang masih sedikit. "Per 1 juta penduduk kita punya 1.071 peneliti," kata Bambang.

Produktivitas, rasio kandidat sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) disebutnya masih rendah. Pun mobilitas peneliti, kapasitas, dan kompetensi riset. "Kalau mau jujur antar-PTNBH ego universitasnya sangat kuat sehingga kerja sama penelitian agak susah."

Tidak hanya itu, peneliti dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian belum erat bekerja sama. Bambang meminta Senat Akademik perguruan tinggi untuk memudahkan kerja sama peneliti antarlembaga. "Sejak kuliah saya tahu kelompok peneliti lembaga bukan satu liga dengan peneliti di kampus," katanya.

Penggabungan, menurutnya, akan mengoptimalkan hasil riset. "Kalau MIT sama Stanford nggak mau kerja sama wajar, karena peringkatnya tertinggi di dunia."

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

33 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

34 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

34 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

Kepala BRIN Laksono Tri Handoko berbicara soal prioritas riset di lembaganya sepanjang tahun 2023, salah satunya bidang pangan dengan total 218 judul riset. (Tempo/Annisa Febiola)
BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.


Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Penulis buku Gadis Kretek, Ratih Kumala memegang buku saat hadir dalam diskusi  Biennale Jatim di Rumah Budaya, Sidoarjo, pada Sabtu 16 Desember 2023. TEMPO/ Yolanda Agne
Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.


BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

11 Desember 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat menyampaikan kata sambutan di kegiatan Kick Off Peran Valuator Kekayaan Intelektual dalam Pemanfaatan Hasil Riset dan Inovasi di Jakarta, Senin, 11 Desember 2023. (Tempo/Alif Ilham Fajriadi)
BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

Hingga kini belum ada regulasi yang jelas mengatur terkait penggunaan AI tersebut.