TEMPO.CO, Jakarta - BKSDA belum bisa memastikan penyebab kematian seorang petani kopi di Lahat, Sumatera Selatan, apakah korban tewas diterkam harimau, beruang, atau sebab lain.
Suadi, 60 tahun, warga Kecamatan Mulak Ulu, Kabupaen Lahat, Sumatera Selatan ditemukan tewas dengan kondisi tubuh terluka parah di kebun kopi, Minggu, 22 Desember 2019.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Seksi Konservasi Wilayah (BKSDA-SKW) II Lahat Martialis Puspito, Minggu, mengatakan bahwa korban ditemukan oleh warga setelah anaknya melaporkan pondok kopinya rusak dengan beberapa bekas cakaran.
"Korban belum bisa dipastikan tewas akibat serangan harimau, beruang, ataupun anjing hutan karena saat kejadian tidak ada saksi yang melihatnya," kata Martials dihubungi dari Palembang.
Penemuan korban bermula saat anak korban bernama Poltak, 24 tahun, mengantarkan bekal ke pondok seperti biasanya. Namun, setibanya di pondok, Poltak tidak menemukan ayahnya.
Poltak justru menemukan pondok ayahnya sudah rusak dengan bekas cakaran dan terdapat jejak kaki binatang yang diduga harimau.
Ia lantas melaporkan temuan itu ke desa. Tim gabungan yang terdiri atas personel Polsek Mulak Ulu, Koramil Kota Agung, dan warga mencari keberadaan korban.
Saat pencarian sekitar pukul 12.00 WIB, tim menemukan potongan tubuh di lokasi berbeda. Meski sempat mencari potongan yang lain, akhirnya tim memutuskan membawa potongan tubuh yang ada karena hujan deras di lokasi kejadian.
Potongan tubuh yang diyakini merupakan Suadi tersebut dibawa ke RSUD Lahat. Hasil pemeriksaan menunjukkan korban sudah meninggal 24 jam sebelumnya.
"Besok tim akan ke lokasi lagi untuk memeriksa hewan apa yang menyerangnya. Akan tetapi, kalau dari keterangan yang ada, kemungkinan besar lokasinya masih berada di area hutan lindung," kata Martialis.
Ia sangat menyayangkan kejadian tersebut karena pihaknya sebelumnya mengimbau warga agar tidak berkebun setelah tiga serangan harimau sebulan terakhir, meski korban Suadi belum bisa dipastikan meninggal akibat serangan harimau.