TEMPO.CO, Jakarta - Travis Kalanick dalam waktu dekat akan mundur sebagai Dewan Direksi Uber, perusahaan transportasi digital yang didirikannya pada 2009 lalu untuk mendirikan bisnis baru.
"Uber sudah menjadi bagian hidup saya selama 10 tahun terakhir. Di penghujung dekade, dan sekarang perusahaan sudah milik publik, rasanya sekarang merupakan waktu yang tepat untuk fokus ke bisnis saya sekarang dan kegiatan filantropis," kata Kalanick dalam keterangan resmi di laman Uber, dikutip Rabu, 25 Desember 2019.
Kalanick akan meninggalkan Uber pada 31 Desember mendatang. Laman The New York Times melaporkan Kalanick sudah menjual sepertiga saham miliknya ke Softbank, senilai US$ 1,4 miliar. Setelah Uber go public pada Mei lalu, dia kembali menjual lebih dari 90 persen sahamnya atau senilai US$ 2,5 miliar.
Kamis mendatang dia akan menjual semua saham miliknya yang tersisa. Setelah dia menjual saham dan keluar dari jajaran direksi, Kalanick sudah tidak terikat sama sekali dengan Uber.
Selama dipimpin Kalanick, Uber ekspansi besar-besaran hingga ke berbagai negara. Tapi, perusahaan dipenuhi berbagai skandal selama di bawah kendalinya, salah satunya tentang "Project Greyball" untuk mengelabui pemerintah agar mereka bisa tetap beroperasi di tempat yang sebenarnya mereka sudah dilarang, dikutip dari laman The Verge.
Berbagai skandal akhirnya memaksa Travis Kalanick untuk mundur sebagai CEO Uber pada 2017, dia digantikan oleh Dara Khosrowshahi.
ANTARA
