TEMPO.CO, Jakarta - Pemenang Hadiah Nobel Frances Arnold mengakui bahwa dia tidak melakukan pekerjaannya dengan baik setelah makalah ilmiah yang diterbitkan tahun lalu ditarik kembali. Arnold memenangkan Hadiah Nobel untuk bidang kimia pada tahun 2018 untuk evolusi enzim yang diarahkan.
Dalam serangkaian tweet pada 2 Januari, ia mengungkapkan bahwa sebuah makalah yang berbeda, yang diterbitkan Mei 2019, telah ditarik dari majalah Science yang sangat dihormati.
"Untuk tweet terkait pekerjaan pertama saya tahun 2020, saya benar-benar kecewa untuk mengumumkan bahwa kami telah menarik kembali makalah tahun lalu tentang sintesis enzim beta-laktam," demikian tweet Arnold, seperti dikutip Daily Mail, baru-baru ini.
Menurut Arnold, pekerjaan itu belum bisa direproduksi. Memang menyakitkan untuk mengakuinya, tapi penting untuk melakukannya. "Saya minta maaf kepada semua. Saya agak sibuk ketika ini disampaikan, dan tidak melakukan pekerjaan saya dengan baik," tutur Arnold.
Makalah berjudul “Site-selective enzymatic C-H amidation for synthesis of diverse lactams" itu diterbitkan bersama rekan penulis Zhi-Jun Jia dan Inha Cho. Di dalam jurnal ditulis bahwa upaya untuk mencoba dan mereproduksi karya Arnold, Jia dan Cho telah gagal, pada dasarnya membuktikannya salah.
"Upaya mereproduksi pekerjaan itu menunjukkan bahwa enzim tidak mengkatalisasi reaksi dengan aktivitas dan selektivitas diklaim," demikian catatan itu berbunyi.
"Pemeriksaan cermat terhadap buku catatan laboratorium penulis pertama kemudian mengungkapkan entri kontemporer dan data mentah yang hilang untuk eksperimen utama. Oleh karena itu penulis menarik kembali makalah tersebut."
Namun, para ilmuwan lain cepat memuji Arnold, yang bekerja di Institut Teknologi California dan duduk di dewan direksi di perusahaan induk Google Alphabet, karena mengakui kesalahannya.
"Kadang-kadang sesuatu tampak berhasil, namun ternyata tidak. Sains harus menjadi proses, bukan pemenang yang memenangkan segalanya apapun biayanya," tulis Profesor Lee Cronin dari Universitas Glasgow di Skotlandia. "Pengusaha didorong untuk gagal dengan baik, tapi dalam sains itu masih tabu. Saya berharap ketika saya terpeleset saya bisa melakukannya dengan terbuka dan baik."
Sedangkan ilmuwan India Anmol Kilkarni juga memuji Arnold atas kejujurannya. "Melihat tweet peraih Nobel tentang pencabutan karya penelitian mengajarkan betapa pentingnya bagi para ilmuwan untuk jujur tentang data mereka," tweetnya. "Untuk orang sepertiku yang baru memulai di bidang penelitian, tindakanmu mengajarkan pelajaran penting."
CTVNEWS | DAILY MAIL