TEMPO.CO, Bandung - Gempa tektonik mengguncang wilayah Pulau Simeulue, Aceh, Selasa siang, 7 Januari 2020 pukul 13.05 WIB. Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan besaran gempa mengalami pemutakhiran data dari semula bermagnitudo 6,4 menjadi 6,1. “Tidak ada peringatan dini, gempa ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.
Pusat sumber gempa atau episenter terletak pada koordinat 2,3 LU dan 96,32 BT. Lokasi ini tepatnya di laut, 19 kilometer arah Selatan Kota Sinabang, Kabupaten Simeulue, Aceh, pada kedalaman 20 kilometer.
Dalam penjelasan tertulis, Daryono mengatakan, gempa itu tergolong dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di zona megathrust. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa dipicu penyesaran naik (thrust fault).
Gempa dirasakan di Simeulue dalam skala intensitas IV MMI hingga banyak warga berlarian ke luar rumah. Sementara itu di Tapak Tuan, Singkil, Nias Utara dan Gunung Sitoli gempa dirasakan dalam skala intensitas III MMI.
Sedangkan di Medan guncangan mencapai II-III MMI, serta Nias Barat dan Meulaboh II MMI . Hingga pukul 13.45 WIB tercatat sebuah gempa susulan dengan magnitudo yang lebih lemah, 3,3. “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami,” kata Daryono mengulangi.
Kawasan Pulau Simeulue tergolong sangat rawan gempa dan tsunami. Catatan sejarah menunjukkan beberapa gempa kuat pernah terjadi di wilayah ini. Pada 907 di Simeulue pernah terjadi gempa bermagnitudo 7,6 yang memicu tsunami.
Pada 2 November 2002, di wilayah ini kembali terjadi gempa kuat dengan magnitudo 7,2. Gempa kuat lainnya pada 20 Februari 2008 dengan magnitudo 7,3. Rangkaian gempa itu menimbulkan kerusakan.