"

Ilmuwan Sebut Pengolahan Sampah Insinerator Bisa Sebabkan Kanker

Peneliti ICEL Fajri Fadhillah, perwakilan Greenpeace Indonesia Leonardo Simanjuntak, Direktur Eksekutif Walhi Nasional Nur Hidayati dan ilmuwan kimia lingkungan dan dan toksikologi dari Amerika Serikat Paul Cannett dalam diskusi kampanye zero waste di Kantor Walhi Nasional, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Januari 2020. TEMPO/Khory
Peneliti ICEL Fajri Fadhillah, perwakilan Greenpeace Indonesia Leonardo Simanjuntak, Direktur Eksekutif Walhi Nasional Nur Hidayati dan ilmuwan kimia lingkungan dan dan toksikologi dari Amerika Serikat Paul Cannett dalam diskusi kampanye zero waste di Kantor Walhi Nasional, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Januari 2020. TEMPO/Khory

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan di bidang kimia lingkungan dan toksikologi dari Amerika Serikat Paul Connett memberikan gambaran mengenai bahayanya pengolahan sampah dengan menggunakan insinerator (fasilitas pembakar sampah). Paul menjelaskan bagaimana proses kerja insinerator hingga menimbulkan masalah kesehatan, yaitu menyebabkan kanker otak.

Kedatangan Paul ke Indonesia awal tahun 2020 merupakan yang ketiga kalinya, setelah kunjungan pertama dan keduanya pada tahun 2016 dan 2019. Paul datang ke Indonesia dalam rangkaian tur dunia yang bertajuk Zero Waste Campaign Tour dan mengunjungi beberapa kota mulai dari 9-17 Januari 2020.

“Gambaran insinerator yang disebut oleh pemerintah Indonesia itu adalah pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Insinerator itu membutuhkan tiga kotak dengan tiga teknologi yang berbeda,” ujar Paul di Kantor Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nasonal, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Januari 2020.

Di Indonesia, insinerator akan dibangun di 12 kota yaitu di Jakarta (38 MW), Bandung (29 MW), Surabaya (10 MW), Bekasi (9 MW), Surakarta (10 MW), Palembang (20 MW), Denpasar (20 MW), Makassar, Manado, dan Tangerang Selatan masing-masing kapasitas 20 MW. Insinerator tersebut mulai dibangun terhitung sejak 2019 hingga 2022 mendatang.

Paul yang juga aktivis lingkungan melanjutkan bahwa kotak pertama, dibutuhkan untuk membakar sampah atau mengurangi volumenya. Namun, pembakaran tersebut, karena melepaskan semua sampah dan mengubahnya menjadi gas dan abu, maka dibutuhkan kotak kedua atau yang disebut sebagai air pollution controler.

“Air pollution controler atau unit pengendali pencemaran udara ini harganya lebih mahal dari pada unit yang pertama. Jadi kita membakar untuk melepaskan semuanya menjadi gas, dan gas itu kita tangkap dengan alat yang kedua agar tidak lepas ke udara,” tutur Paul.

Namun, setelah ditangkap dengan air pollution controler dalam bentuk abu, harus disimpan ke dalam kotak ketiga yaitu tempat pembuangan akhir. Paul berujar, begitu dikonversi dengan teknologi thermal, itu akan menjadi beracun.

Namun dilemanya adalah, pria lulusan Cambridge University itu menambahkan, sebenarnya kita tidak butuh dua unit alat tempat pembuangan akhir dan air pollution controler itu, karena investasi yang mahal. Masalah lainnya, jika kedua alat bermasalah dan tidak memfilter udara maka akan melepaskan partikel berbahaya yang berukuran nano.

“Partikel-partikel ukurannya nano, berarti lebih kecil. Jadi partikel nano itu bisa masuk ke paru-paru, bisa masuk ke dalam aliran darah akhirnya bisa berpengaruh ke kesehatan,” kata Paul. “Tapi salah satu studi akhir tahun lalu, ini ada hubungannya, antara masuknya partikel ke dalam tubuh dengan kanker otak, dan itu sangat berbahaya.”

Sebagai alternatif pengolahan sampan yang baik, Paul membawa pesan utama yaitu mendorong implementasi konsep zero waste sebagai solusi yang berkelanjutan untuk permasalahan sampah di dunia. Dia menolak penerapan false solution dalam pengelolaan sampah di Indonesia, seperti insinerator, pyrolysis, waste-to-energy, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dan lain sebagainya.

Sementara, Direktur Eksekutif Walhi Nasional Nur Hidayati, melalui Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI), mendukung langkah Paul untuk mendorong konsep zero waste. Menurut Nur Hidayati, pemerintah menganggap rencana membangun insinerator ini merupakan solusi terbaik pengelolaan sampah.

“Ini mengkhawatirkan kami, karena justru menambah pencemaran udara yang sudah sangat buruk. Di dua belas kota akan dibangun insinerator,” lanjut perempuan berkacamata itu. “Kita melihat juga di Jakarta akan dibangun empat, koalisi masyarakat sipil juga mengajukan gugatan udara.”

Nur Hidayati menganggap bahwa insinerator itu bukan akan menambah baik udara, tapi justru memperburuk udara dengan polutan yang saat ini belum bisa diukur karena ketiadaan alat dari pemerintah.

“Tidak 100 persen sampah musnah, karena masih ada residu yang bersifat B3 yang justru pengelolaan masih jadi problema besar,” tuturnya. “Ini justru pemerintah sedang menyiapkan bom waktu untuk generasi yang akan datang.








Kota Paris Bau Busuk, Berton-ton Sampah Tak Diangkut Petugas Gara-gara Mogok

4 hari lalu

Foto udara warga memenuhi kawasan Place de la Republique saat berunjuk rasa di Paris, Prancis, 19 Januari 2023. Ribuan warga turun ke jalan untuk menggelar aksi mogok kerja secara nasional untuk menentang reformasi pensiun yang sedang dibuat pemerintah. REUTERS/Bart Biesemans
Kota Paris Bau Busuk, Berton-ton Sampah Tak Diangkut Petugas Gara-gara Mogok

Prancis diguncang unjuk rasa yang memprotes perpanjangan usia pensiun. Kota Paris pun menjadi lautan sampah karena petugas mogok kerja.


Tumbuhkan Kesadaran, Ajarkan Anak Memilah Sampah sejak Dini

5 hari lalu

Ilustrasi membersihkan pantai. Dok. Agoda
Tumbuhkan Kesadaran, Ajarkan Anak Memilah Sampah sejak Dini

Jika anak terbiasa memilah sampah sejak kecil maka mereka akan lebih peduli terhadap sampah saat sudah dewasa.


Pentingnya UMKM Terapkan Konsep Pemanfaatan dan Pengelolaan Sampah

8 hari lalu

Penandatanganan kerja sama pengelolaan sampah dan platform pendidikan antara Bukalapak dan Yayasan Bakti Barito pada 14 Maret 2023/Istimewa
Pentingnya UMKM Terapkan Konsep Pemanfaatan dan Pengelolaan Sampah

Gandeng Yayasan Bakti Barito, Bukalapak ajak 15,2 juta Mitra UMKMnya untuk mengelola dan memanfaatkan sampah dari sumbernya.


Aksi Mogok Buruh Memprotes Reformasi Pensiun Prancis, Ribuan Ton Sampah Teronggok di Paris

9 hari lalu

Pengunjuk rasa melakukan demonstrasi menentang rencana reformasi pensiun pemerintah Prancis di Paris sebagai bagian dari hari ketiga pemogokan nasional dan protes di Prancis, 7 Februari 2023. REUTERS/Sarah Meyssonni
Aksi Mogok Buruh Memprotes Reformasi Pensiun Prancis, Ribuan Ton Sampah Teronggok di Paris

Pemogokan buruh yang berlarut-larut telah menambah putaran baru pada perselisihan Prancis yang membara atas reformasi pensiun


Bersihkan Sampah Plastik di Pulau, Prilly Latuconsina: Sedih Banget

10 hari lalu

Prilly Latuconsina memungut sampah plastik di sebuah pulau yang disinggahinya saat diving. Foto: Instagram/@prillylatuconsina96
Bersihkan Sampah Plastik di Pulau, Prilly Latuconsina: Sedih Banget

Prilly Latuconsina menghimbau agar bersama-sama menjaga alam, salah satunya dengan tidak meninggalkan sampah di pulau dan laut.


Petugas Kebersihan Temukan Bayi Dibuang di Tumpukan Sampah di Jagakarsa

15 hari lalu

Ilustrasi Mayat Bayi / Bayi Meninggal Duni. theage.com.au
Petugas Kebersihan Temukan Bayi Dibuang di Tumpukan Sampah di Jagakarsa

Polres Jagakarsa tengah menyelidiki kasus penemuan bayi dibuang di tumpukan sampah ini.


Usung Sampah, Yogyakarta Sebar 1.000 Tiket Gratis Pentas Ketoprak Pejabat Pekan Ini

15 hari lalu

Tiket menonton pementasan Kethoprak Nara Praja. Foto: Pemkot Yogyakarta.
Usung Sampah, Yogyakarta Sebar 1.000 Tiket Gratis Pentas Ketoprak Pejabat Pekan Ini

Pentas ketoprak ini diperankan oleh pimpinan forum komunikasi pimpinan daerah di lingkungan Pemkot Yogyakarta.


Banjir di Gang Cue Belum Surut 5 Bulan, Camat Bekasi Timur Beberkan Penyebabnya

17 hari lalu

Genangan air terlihat di Perumahan Duren Jaya, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 15 April 2020. Intensitas hujan tinggi yang mengguyur Kota Bekasi dan perumahan tersebut posisinya lebih rendah dengan aliran sungai membuat perumahan tersebut tergenang air setinggi 20-30 cm. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Banjir di Gang Cue Belum Surut 5 Bulan, Camat Bekasi Timur Beberkan Penyebabnya

Camat Bekasi Timur membeberkan penyebab banjir di Gang Cue yang belum surut lima bulan lamanya. Banjir di wilayah itu terjadi sejak Oktober 2022.


Penemu Vaksin Covid-19 Asal Rusia Dicekik hingga Tewas

18 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. indiatoday.in
Penemu Vaksin Covid-19 Asal Rusia Dicekik hingga Tewas

Seorang ilmuwan Rusia yang merupakan salah satu penemu vaksin Covid-19 Sputnik V, tewas dicekik di rumahnya.


Kelola Sampah dengan Ekonomi Sirkular

22 hari lalu

Seorang pria memilah sampah plastik berupa botol kemasan minuman di pinggir waduk di Buaran, Jakarta Timur, 6 November 2022. Setidaknya ada 87,52 persen atau 244,72 ton per hari timbulan sampah plastik fleksibel di wilayah DKI Jakarta, yang masih berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Dan untuk mengurangi sampah plastik, Pemprov DKI Jakarta banyak melakukan inovasi salah satunya dengan membangun Bank Sampah dan juga kegitana pilah sampah plastik di setiap RW dan Kecamatan. TEMPO/Fardi Bestari
Kelola Sampah dengan Ekonomi Sirkular

Selama 30 tahun gerakan pilah sampah berjalan, namun hasilnya belum maksimal.