TEMPO.CO, Jakarta - Informasi akan terjadi cuaca ekstrem di wilayah DKI Jakarta yang bersumber dari Kedutaan Amerika Serikat membuat Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengoptimalkan upaya penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan.
Bersinergi dengan BNPB, TNI AU, dan BMKG, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan khusus tanggal 10-13 Januari 2020 operasi modifikasi cuaca akan berjalan lebih intensif.
"Kami akan terbang hingga empat sampai lima sorti penerbangan. Ini sebagai ikhtiar untuk mengurangi potensi curah hujan yang sangat tinggi," ungkap Hammam dalam agenda kunjungan Menteri Riset Teknologi/BRIN Bambang Brodjonegoro ke Posko TMC di Lanud Halim Perdanakusumah Jakarta, Sabtu, 11 Januari 2020.
Hammam menambahkan, terkait pelaksanaan Operasi TMC untuk penanggulangan Banjir Jabodetabek 2020, hingga kini sudah memasuki hari ke sembilan. Teknologi TMC ditujukan untuk meredistribusi dan mengurangi potensi curah hujan di wilayah Jabodetabek.
"Metode TMC untuk giat Ancaman Banjir Jabodetabek 2020 ini, penerbangan penyemaian dilakukan pada awan-awan potensial hujan di wilayah barat dari ibukota Jakarta, dari Kepulauan Seribu, dan sepanjang Selat Sunda hingga di barat daya wilayah Banten dan Jakarta. Jadi penyemaian difokuskan ke awan potensial hujan yang berada di atas laut," tegas Hammam.
Hingga hari kesembilan ini pelaksanaan TMC telah dilakukan sebanyak 28 sorti dengan total jam terbang lebih dari 60 jam, dan total bahan semai yang digunakan hampir 50 ton. Operasi ini didukung dua unit pesawat TNI-AU, pesawat CN 295 registrasi A-2901 Skadron 2 dan pesawat Casa 212 registrasi A-2105 Skadron 4, Malang.
Penerbangan dilakukan seoptimal mungkin pada saat potensi massa awan menuju wilayah Jabodetabek dengan ketinggian penyemaian sekitar 9.000- 12.000 feet. Penerbangan penyemaian awan yang berbeda dengan penerbangan pada umumnya dikarenakan bukan menghindari awan namun mencari awan potensial hujan.
Terkait hasil Operasi TMC untuk Ancaman Banjir Jabodetabek 2020, hingga hari ke-9 ini menunjukkan tren penurunan curah hujan yang signifikan.
Dari data Posko TMC ditunjukkan bahwa operasi ini telah mampu mengurangi curah hujan wilayah hingga mencapai sekitar 44 persen dari prakiraan.
"Semoga upaya teknologi modifikasi cuaca ini terus berjalan lancar, sehingga hujan yang masuk di daerah Jabodetabek dapat berkurang, baik durasi maupun intensitasnya," ujarnya.
Hammam menguraikan bahwa pemanfaatan operasi TMC dapat digunakan untuk hal lainnya, seperti pencegahan bencana kekeringan, mengantisipasi gagal panen, penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, hingga mengisi debit air di waduk untuk keperluan pembangkit listrik (PLTA).
Sementara itu, saat ini BPPT juga tengah melakukan kajian pelaksanaan TMC untuk membantu pemerintah Australia dalam mengatasi kebakaran hutan besar yang sedang terjadi di sebagian wilayah Australia bagian selatan dan barat. Hal ini serupa dengan operasional TMC pada siaga penanganan darurat bencana asap kebakaran hutan dan lahan tahun 2019 lalu.