Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arkeolog Iran Temukan Bukti Pertanian 9.000 Tahun Lalu

image-gnews
Arkeologi Iran menemukan bukti pertanian 9.000 tahun lalu di sekitar Tepe Ahranjan yang bersejarah di Salmas, Iran barat laut. Kredit: Tehrantimes
Arkeologi Iran menemukan bukti pertanian 9.000 tahun lalu di sekitar Tepe Ahranjan yang bersejarah di Salmas, Iran barat laut. Kredit: Tehrantimes
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok arkeolog dan peneliti Iran telah menemukan bukti bahwa pertanian dan peternakan telah dipraktikkan sekitar 9.000 tahun lalu di sekitar Tepe Ahranjan yang bersejarah di Salmas, Iran barat laut. Bukti tersebut berupa batu induk, alat obsidian dalam tujuh warna berbeda, pedang, mortir, dan peralatan batu.

“Penemuan itu dibuat selama proyek demarkasi yang bertujuan untuk melindungi situs arkeologi Tepe Ahranjan yang rusak,” kata Kepala Proyek Afrasyab Geravand, seperti dikutip Tehran Times, baru-baru ini.

Bukti itu menunjukkan bahwa bukit Ahranjan dan sekitarnya adalah salah satu pemukiman manusia pertama dan paling penting dalam abad ke-7 SM di Iran barat laut, kata Geravand. “Itu menunjukkan bahwa penduduk daerah ini adalah petani dan peternak hewan,” tutur Geravand.

Sebelumnya, Geravand pernah mengatakan bahwa barat laut Iran, sebagai jembatan penghubung antara dataran tinggi Iran, Kaukasus, Asia Kecil, dan Mesopotamia, selalu memainkan peran penting dalam hubungan dan pertukaran budaya.

“Wilayah itu telah lama menjadi tempat yang cocok untuk pemukiman sejak zaman kuno karena keberadaan sungai permanen, mata air, sumber daya hewan dan tumbuhan, tanah subur dan padang rumput,” ujarnya.

Mengutip laman Iranian Students News Agency, sejarah pertanian adalah kisah perkembangan manusia dan budidaya proses untuk menghasilkan makanan, pakan, serat, bahan bakar, dan barang-barang lainnya dengan cara memelihara tanaman dan hewan secara sistematis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelum pengembangan budidaya tanaman, manusia adalah pemburu dan pengumpul. Pengetahuan dan keterampilan merawat tanah dan pertumbuhan tanaman memajukan perkembangan manusia, memungkinkan kelompok untuk tinggal di satu lokasi dari generasi ke generasi.

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa perkembangan seperti itu terjadi 10.000 tahun lalu atau lebih. Para ahli mengatakan bahwa pada 7.000 SM, penaburan dan panen mencapai Mesopotamia, dan di sana, tanahnya sangat subur di utara Teluk Persia, kecerdikan Sumeria mensistematiskan dan meningkatkannya.

Pada 6.000 SM pertanian bercokol di tepi Sungai Nil, pertanian dikembangkan secara independen di Timur Jauh, mungkin di Cina, dengan beras sebagai tanaman utama. Karena pertanian, kota, serta hubungan perdagangan antara berbagai wilayah dan kelompok orang, berkembang, semakin memungkinkan kemajuan budidaya masyarakat.

Pertanian menjadi aspek penting ekonomi selama berabad-abad sebelum dan sesudah Revolusi Industri. Pengembangan pasokan pangan dunia yang berkelanjutan berdampak pada kelangsungan hidup spesies dalam jangka panjang. Sehingga harus diperhatikan untuk memastikan bahwa metode pertanian tetap selaras dengan lingkungan.

TEHRAN TIMES | IRANIAN STUDENTS NEWS AGENCY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

1 hari lalu

Teluk Oman telah melihat serangan drone lapis baja sebelumnya - pada tahun 2021 serangan Iran yang diduga menghantam kapal tanker Mercer Street. REUTERS
Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

Filipina mengatakan pada Rabu 27 Maret 2024 bahwa Iran telah membebaskan 18 awak kapal tanker minyak warga Filipina yang disita di Teluk Oman


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

2 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

2 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

2 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

3 hari lalu

Lanskap situs megalitik Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Facebook/Danny Hilman Natawidjaja
Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.


Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

4 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

Dia mengaku nyaman-nyaman saja saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

7 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

10 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Kisah Heroik, Bidan di Layanan Darurat Iran Bantu Ibu Melahirkan lewat Telepon

12 hari lalu

Masoumeh Mehravar, bidan di pusat panggilan darurat Iran. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Iran di Jakarta
Kisah Heroik, Bidan di Layanan Darurat Iran Bantu Ibu Melahirkan lewat Telepon

Bidan Masoumeh Mehravar dipuji oleh Pemimpin Iran tertinggi karena menyelamatkan seorang ibu dan bayinya yang terjebak di salju di Iran utara


Pejabat Senior Hamas dan Houthi Adakan Pertemuan Langka, Ini yang Dibahas

13 hari lalu

Pejabat Senior Hamas dan Houthi Adakan Pertemuan Langka, Ini yang Dibahas

Tokoh-tokoh senior dari Hamas dan pemberontak Houthi di Yaman mengadakan pertemuan membahas koordinasi tindakan mereka terhadap Israel