TEMPO.CO, Jakarta - Senjata nirawak drone MQ-9 Reaper menjadi andalan Amerika Serikat dan paling ditakuti di dunia. Drone itu telah digunakan untuk serangan yang menewaskan jenderal Garda Revolusi Iran Qassem Soleimani di Baghdad, Irak, Jumat, 3 Januari 2020 lalu.
Menurut Angkatan Udara AS MQ-9 Reaper adalah pesawat yang dipersenjatai multimisi untuk ketinggian menengah dan memiliki daya tahan lama dengan jarak jauh. Drone ini biasanya digunakan sebagai aset pengumpulan informasi intelijen Amerika.
Pensiunan pilot Angkatan Udara Amerika John Venable menjelaskan bahwa MQ-9 ini senjata yang senyap tapi mematikan. “Jangkauan MQ-9, waktu yang lebih lama, dan kemampuan serang presisi menjadikannya platform ISR (intelijen, pengawasan, pengintaian) bersenjata ideal untuk lingkungan dengan ancaman rendah,” ujar Venable kepada Washington Examiner, baru-baru ini.
MQ-9 Reaper produksi General Atomics Aeronautical Systems (GA-ASI) merupakan penerus drone tempur MQ-1 Predator. Terbang perdana 2001, pesawat tempur tanpa awak (UAV) ini digunakan Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS serta Angkatan Udara Inggris sejak 2007.
Namun, Venable melanjutkan, dengan asumsi Amerika memiliki informasi tentang agenda kasar target. “Misalnya jadwal penerbangan Soleimani, atau telah mengikuti pergerakan Muhandis di dalam dan sekitar Baghdad. Kemampuan Reaper memungkinkan Amerika tidak hanya berada di atas kepala untuk mengamati pertemuan target, tapi juga menghilangkan ancaman,” lanjut Venable.
Sementara, menurut pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Udara Amerika David Deptula, MQ-9 Reaper adalah sistem senjata yang sempurna, dan menyoroti kemampuan kekuatan udara yang akurat, tepat waktu, serta mematikan.
“Serangan itu merupakan respons terukur dan sesuai setelah 18 bulan ditahan oleh pemerintahan Trump terhadap serangkaian pelanggaran hukum internasional Iran yang agresif. Trump memperingatkan Iran untuk tidak melewatinya, tindakan itu tepat untuk membela personel dan kepentingan Amerika,” tutur Venable.
MQ-9 Reaper memiliki daya tahan 14 jam saat terisi penuh dengan amunisi. Juga membawa berbagai senjata termasuk GBU-12 Paveway II yang dipandu laser, AGM-114 Hellfire II rudal udara-ke-darat, AIM-9 Sidewinder, [17] dan GBU-38 Joint Direct Attack Munition (JDAM).
Sistem dasar MQ-9 mengusung Sistem Penargetan Multi-Spektral, yang memiliki rangkaian sensor visual yang kuat untuk mencapai sasaran. MTS-B mengintegrasikan sensor inframerah, kamera TV warna/monokrom siang hari, kamera TV intensif gambar, pencari jangkauan laser/penentu, dan iluminator laser, demikian dikutip National Interest.
MQ-9 Reaper juga dilengkapi dengan radar aperture sintetis untuk memungkinkan penargetan Munisi Gabungan Serangan Langsung Gabungan GBU-38 di masa mendatang. MQ-9 juga dapat menggunakan empat rudal Hellfire yang dipandu laser, Udara-ke-Tanah (AGM) -114, yang memberikan kerusakan sangat akurat.
WASHINGTON EXAMINER | NATIONAL INTEREST