Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Cina Demo Menumbuhkan Benih di Bulan, Akar ke Samping

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Sebuah tim ilmuwan Cina membangun tabung berkebun biosfer mini yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman pertama di permukaan bulan, sebuah biji kapas. Kredit: cq.people.cn/Daily Mail
Sebuah tim ilmuwan Cina membangun tabung berkebun biosfer mini yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman pertama di permukaan bulan, sebuah biji kapas. Kredit: cq.people.cn/Daily Mail
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Minggu ini di Museum Desain London, salah satu ilmuwan di balik misi bersejarah Chang'e-4 ke bulan memberikan demonstrasi mini-biosphere pesawat luar angkasa itu di mana ia dan timnya membantu benih berkecambah untuk pertama kalinya di bulan, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, 18 Januari 2020.

Presentasi itu, yang disampaikan oleh Xie Gengxin dari Universitas Chongqing, adalah bagian dari pameran museum 'Pindah ke Mars' yang menampilkan berbagai teknologi berbeda yang akan memungkinkan manusia untuk bertahan hidup dalam jangka panjang di luar angkasa dan di planet lain.

Sementara kelompok sebelumnya telah menumbuhkan tanaman kecil di Stasiun Luar Angkasa Internasional, yang mengorbit Bumi sekitar 250 mil di atas permukaan, belum ada yang mencapai prestasi di bulan.

Xie dan timnya membuat kapsul taman silinder untuk mencoba dan membawa berkebun lebih dalam ke luar angkasa.

Kapsul itu berdiri sekitar 8 inci dengan diameter 6,5 inci dan memiliki tempat tidur biji persegi panjang yang sarat dengan kapas, kentang, rapeseed, berbagai gulma yang disebut Arabidopsis, dan telur lalat buah.

Sebuah pipa dibangun di bagian atas kapsul untuk membiarkan sinar matahari masuk, dan sistem irigasi memungkinkan tim untuk menjaga benih disiram secara berkala.

Tekanan atmosfer di dalam silinder cocok dengan yang di Bumi, dan mereka menggunakan peralatan pendingin khusus untuk menjaga suhu internal sekitar 98° Fahrenheit. (Suhu eksternal di bulan bisa mencapai ketinggian 260° Fahrenheit.)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim menggunakan dua kamera bawaan untuk memotret kemajuan benih setiap 10 jam dan melacak perkembangannya.

Momen sejarah mereka muncul setelah beberapa hari, ketika biji kapas tumbuh dua daun dan, anehnya, akarnya tumbuh ke samping daripada lurus ke bawah.

Tim itu mampu menjaga tanaman itu hidup selama sembilan hari Bumi, atau sekitar 1/3 dari 'hari bulan,' sebelum mereka akhirnya membiarkannya mati ketika malam tiba. (Sehari penuh di bulan berlangsung setara dengan 29 hari Bumi.)

Di bulan, suhu malam hari bisa mencapai -279° Fahrenheit. Tim sangat senang dengan pencapaian tersebut, baik karena signifikansi logistik dan potensinya untuk memberikan kenyamanan emosional kepada para pelancong yang pada akhirnya mungkin akan rindu rumah di luar angkasa.

"Jika astronot atau turis antariksa dapat menghirup oksigen yang dihasilkan oleh tanaman dan melihat makhluk hidup di luar angkasa, itu pasti akan membangkitkan semangat mereka," kata Xie kepada New Scientist.

DAILY MAIL | NEW SCIENTIST

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal 72 Musim di Jepang yang Berdasarkan Perubahan Alam

8 jam lalu

Ilustrasi tempat wisata di Jepang. Foto: Canva
Mengenal 72 Musim di Jepang yang Berdasarkan Perubahan Alam

72 musim di Jepang memungkinkan manusia menjalin hubungan mendalam dengan alam dan perubahannya


Teten Pastikan Aplikasi Temu asal Cina Belum Daftar Izin: Baru Urus HAKI

1 hari lalu

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki usai menerima audiensi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
Teten Pastikan Aplikasi Temu asal Cina Belum Daftar Izin: Baru Urus HAKI

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki angkat bicara soal status aplikasi e-commerce asal Cina, Temu.


MengenalI Topan Yagi yang Menerjang Vietnam, Cina, Filipina

1 hari lalu

Jantung Kota Hong Kong yang sepi pada 6 September 2024, karena otoritas memperingatkan bahaya topan Yagi sehingga warga dilarang beraktifitas di luar ruangan. Sumber: Poernomo Gontha Ridho
MengenalI Topan Yagi yang Menerjang Vietnam, Cina, Filipina

Topan Yagi diturunkan statusnya menjadi depresi tropis pada Minggu 8 September 2024


Cina Umumkan Temukan Virus Baru akibat Gigitan Kutu, Menyerang Otak!

2 hari lalu

Pasien berbaring di tempat tidur di samping loket tertutup di bagian gawat darurat Rumah Sakit Zhongshan, di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Shanghai, Cina, 3 Januari 2023. Karena kondisi yang penuh, beberapa tempat tidur pasien terpaksa ditempatkan di lorong RS. REUTERS/Staff
Cina Umumkan Temukan Virus Baru akibat Gigitan Kutu, Menyerang Otak!

Cina mengumumkan telah menemukan virus baru yang resisten terhadap antibiotik dan dapat menyerang otak.


Terkini: Jokowi akan Reshuffle Menteri lagi, Sri Mulyani Didesak Keluarkan Aturan Antidumping Keramik Cina

2 hari lalu

Presiden Jokowi mengunjungi Pasar Soponyono di kawasan Rungkut Asri Utara, Surabaya pada Jumat 6 September 2024. TEMPO/Hanaa Septiana
Terkini: Jokowi akan Reshuffle Menteri lagi, Sri Mulyani Didesak Keluarkan Aturan Antidumping Keramik Cina

Terkini: Jokowi akan kembali melakukan reshuffle menteri menjelang akhir jabatan. Sri Mulyani didesak keluarkan aturan antidumping keramik Cina.


Kebanjiran Barang Impor Cina, Utilisasi Keramik Nasional Turun 7 Persen

2 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau produk keramik dan tableware ilegal saat Ekspose Barang Hasil Pengawasan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 20 Juni 2024. Kemendag akan memusnahkan sebanyak 4.565.598 biji produk keramik dan tableware senilai Rp79.897.965.000 asal Cina karena tidak memiliki Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) dan Nomor Pendaftaran Barang (NPB) SNI. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Kebanjiran Barang Impor Cina, Utilisasi Keramik Nasional Turun 7 Persen

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia mengeluhkan turunnya utilisasi keramik nasional karena terdesak bajir barang impor dari Cina.


Sri Mulyani Diminta Segera Keluarkan Aturan Antidumping Ubin Keramik Cina

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat dengan Badan Anggaram DPR di kompleks Parlemen, Senayan, pada Selasa, 27 Agustus 2024. Tempo/Adil Al Hasan
Sri Mulyani Diminta Segera Keluarkan Aturan Antidumping Ubin Keramik Cina

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati keluarkan aturan antidumping ubin keramik Cina.


Topan Yagi Melemah setelah Menewaskan Puluhan Orang di Vietnam, Cina, dan Filipina

3 hari lalu

Jantung Kota Hong Kong yang sepi pada 6 September 2024, karena otoritas memperingatkan bahaya topan Yagi sehingga warga dilarang beraktifitas di luar ruangan. Sumber: Poernomo Gontha Ridho
Topan Yagi Melemah setelah Menewaskan Puluhan Orang di Vietnam, Cina, dan Filipina

Topan Yagi mendatangkan malapetaka di Vietnam utara, Hainan di Cina, dan Filipina, yang merenggut puluhan nyawa.


Belarusia Tangkap Warga Jepang atas Tuduhan Mata-mata

5 hari lalu

Ilustrasi mata-mata.
Belarusia Tangkap Warga Jepang atas Tuduhan Mata-mata

Agen intelijen Jepang mengumpulkan informasi rahasia, klaim media Belarusia


Profil Pinduoduo, Perusahaan Cina yang Disebut Bisa Mengancam Produk UMKM Indonesia

5 hari lalu

Pelaku lUsaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), membuat lukisan wayang secara tradisional. Dok. Bank BRI
Profil Pinduoduo, Perusahaan Cina yang Disebut Bisa Mengancam Produk UMKM Indonesia

Pinduoduo Inc. adalah perusahaan e-commerce asal Cina disebut bisa mengancam UMKM Indonesia