Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BMKG Jelaskan Sebab Bolak-balik Peringatan Dini Hujan Ekstrem

image-gnews
Sejumlah mobil terendam air ketika banjir melanda Perumahan Jati Bening Permai, Bekasi, Rabu, 1 Januari 2020. Hujan lebat yang mengguyur Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi sejak malam hari menyebabkan sejumlah tempat di wilayah itu terendam air. ANTARA/Saptono
Sejumlah mobil terendam air ketika banjir melanda Perumahan Jati Bening Permai, Bekasi, Rabu, 1 Januari 2020. Hujan lebat yang mengguyur Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi sejak malam hari menyebabkan sejumlah tempat di wilayah itu terendam air. ANTARA/Saptono
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tercatat mengeluarkan peringatan dini akan potensi terjadinya hujan ekstrem di Jakarta maupun daerah-daerah tertentu secara sporadis. Intensitas hujan yang tidak merata wilayah maupun hari kejadiannya sepanjang musim hujan ini dianggap sebagai penyebab.  

Adapun penyebab dari intensitas dan hari kejadian yang tidak merata itu adalah tak terlalu berpengaruhnya kondisi dinamika atmosfer skala global dan regional terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia. El Nino, misalnya, berstatus normal hingga lemah, sedang dipole mode berstatus netral, MJO dalam fase kering, serta Monsun Asia dalam kondisi normal.

"Saat ini yang paling berperan dalam pembentukan hujan di wilayah Indonesia adalah justru adanya pengaruh lokal," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, saat dihubungi Rabu, 22 Januari 2020.

Pengaruh lokal itu, dijelaskan Miming, meliputi suhu muka laut yang relatif hangat. Selain adanya pola siklonik yang membentuk konvergensi di beberapa wilayah dan tingkat labilitas udara lokal yang signifikan. "Melihat kondisi dinamika atmosfer seperti itu, secara tidak langsung menyebabkan pola kejadian hujan di wilayah Indonesia relatif tidak merata,"
katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun hujan ekstrem yang terjadi seperti beberapa waktu lalu di Jabodetabek juga Banten, Miming mengatakan, karena adanya kompilasi atau kombinasi kondisi dinamika atmosfer yang terjadi bersamaan. Monsun Asia yang diidentifikasi menyebabkan adanya seruak angin dingin dari Asia meningkatkan massa udara basah dan awan hujan, kemudian ada kombinasi gelombang atmosfer yang aktif di wilayah Indonesia yaitu Gelombang Rosby Ekuatorial.

"Sehingga terjadi peningkatan konvektivitas udara, selain itu diidentifikasi adanya pola konvergensi angin yang turut meningkatkan potensi awan hujan," ujarnya sambil menambahkan, puncak musim hujan diprediksikan Februari-Maret 2020.

Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan terdapat gangguan regional berupa adanya siklon tropis Claudia di tenggara Pulau Jawa pada pekan lalu. Ini menyebabkan hujan yang seharusnya merata di Bandung menjadi bersifat lokal karena sisanya jatuh di sekitar pesisir selatan atau di laut. "Sirkulasi angin terganggu di Pulau Jawa, termasuk Jawa Barat dan Bandung," ujarnya, Rabu 22 Januari 2020.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

6 jam lalu

Ilustrasi gelombang Rossby. Aasnova.org
Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

BMKG mendeteksi faktor-faktor atmosfer pemicu kenaikan curah hujan di berbagai wilayah. Masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem.


BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

15 jam lalu

Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA
BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.


BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

18 jam lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

BMKG juga memasukkan sejumlah wilayah dalam kategori waspada dampak hujan lebat seperti banjir.


BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

20 jam lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

Gempa dipicu oleh sesat aktif dasar laut.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

20 jam lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

Topik tentang dosen mendapat skor angka kredit untuk publikasi ilmiah dalam jurnal nasional menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

20 jam lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika  (BMKG) memantau monitor prakiraan cuaca wilayah Jakarta dan sekitarnya di gedung BMKG, Jakarta. TEMPO/Subekti
BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

Saat ini sebagian wilayah Jawa Barat memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau.


Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

1 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. Farmersalmanac.com
Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

Dua dari tiga orang yang sedang berteduh dari hujan di sebuah saung warung di Sukabumi tewas karena sambaran petir pada Ahad 21 April 2024.


Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

1 hari lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.


Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam slab Lempeng Banda.


Info Terkini Gempa Laut Selatan M4,9 Guncang Pangandaran Sampai Bantul

1 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Info Terkini Gempa Laut Selatan M4,9 Guncang Pangandaran Sampai Bantul

Guncangan kuat terasa di daerah Ciamis dan Pangandaran, Jawa Barat, dengan skala intensitas gempa III MMI.