TEMPO.CO, Jakarta - Laporan PBB mengungkap dugaan peretas ponsel bos Amazon.com, Jeff Bezos, adalah putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad Bin Salman (MBS). Gara-garanya, pembajakan data di ponsel Bezos yang berawal dari kiriman file berformat video dari akun WhatsApp milik MBS.
Belakangan tersiar kabar kalau kemampuan peretasan itu datang dari Italia dan menyeret nama sebuah perusahaan siber kenamaan dari Israel, NSO Group. Gara-garanya, NSO Group sedang digugat oleh WhatsApp dengan tuduhan telah meretas 1.400 pengguna aplikasi itu selama periode dua pekan antara April-Mei 2019 lalu.
NSO Group disebut mengirim virus bernama Pegasus Spyware. Tuguhannya, perusahaan siber itu menarget jurnalis, penggiat hak asasi manusia, dan akademisi. “Ini sebuah masalah yang menurut saya sudah menjadi masalah keamanan nasional yang serius,” kata Ron Wyden, seorang senator Demokrat dari Oregon, Amerika Serikat.
Dalam suratnya kepada Bezos, Wyden menduga peretasan telepon milik miliarder itu tampaknya menjadi bagian dari tren yang berkembang. Pada Desember lalu, ia memeriksa kemungkinan peretasan warga Amerika dengan teknologi yang dijual oleh NSO Group dan perusahaan keamanan siber asing lainnya
NSO Group dengan tegas membantah tuduhan itu dan mengatakan teknologinya dimaksudkan hanya untuk memerangi kejahatan dan terorisme. NSO menambahkan tidak menggunakan teknologi malware yang dikembangkannya terhadap nomor ponsel Amerika.
Baca Juga:
Wyden, yang juga seorang pengacara, blak-blakan meminta Bezos untuk membantunya dalam memberikan sebanyak mungkin bantuan teknis tentang dugaan itu. “Ini akan membantu Kongres mencegah lebih banyak serangan dunia maya terhadap Amerika,” kata dia.
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi lewat kedubes negeri itu di Amerika juga telah membantah terkait dengan pembajakan ponsel Jeff Bezos. Mereka mendorong adanya penyelidikan untuk mengungkap fakta yang sebenarnya. Tudingan mengarah ke Arab Saudi menguat karena Bezos adalah juga pemilik Washington Post, media yang satu jurnalisnya yakni Jamal Khashoggi dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.
GUARDIAN | ITV NEWS