“Program MALE ini sangat strategis untuk peningkatan kemandirian negara kita untuk melaksanakan seluruh sistem alat pertahanan dan keamanan yang dibangun oleh industri nasional kita,” kata Hammam lagi.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan, untuk menjalani misi pertempuran, drone tempur tersebut akan dipersenjatai rudal. “Bareng-bareng kita punya program rudal nasional. Program roket itulah yang akan kami gabung, kami integrasikan,” kata dia di sela Roll-Out PUNA MALE, 30 Desember 2019.
Elfien mengatakan, PUNA MALE itu ditargetkan bisa menyampai drone CH-4 produksi Cina yang belum lama dimiliki oleh TNI Angkatan Udara. “Minimal harus sama, kalau bisa lebih,” kata dia.
Kendati masih harus mengembangkan Weapon System drone tempur tersebut, PT DI berencana mencoba menggunakan produk rudalnya untuk drone tempur ini. Rencananya PUNA MALE akan diintegrasikan dengan roket FFAR (Folding Fin Aerial Rocket) kaliber 70 milimeter produksi PT DI yang saat ini juga digendong pesawat tempur F-16 milik TNI AU.
Warga antusias melihat tiga pesawat tempu Angkatan Udara yang dipamerkan dalam rangka Dirgantara HUT TNI AU ke-71 di Lanud Iswahjud, Magetan, Jawa Timur, 22 April 2017. Dalam kesempatan ini, TNI AU perlihatkan 3 pesawat tempurnya, yakni F-16, T50 Golden Eagle, dan F5. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
Elfien mengatakan, uji terbang akan dilakukan tahun ini, sekaligus membangun bertahap 3 unit lagi prototipe PUNA MALE. “Satu ini, kedua nanti untuk sertifikasi, ketiga untuk static-test, keempat untuk sertifikasi kombatan,” kata dia menerangkan.
Dikutip dari data konfigurasinya, prototipe PUNA MALE 1 menggunakan bahan komposit serat karbon dan kaca. Pesawat prototipe 1 ini berfungsi sebagai technology demonstrator. Targetnya untuk menguji kemampuan terbang dalam mode autopilot, yakini take-off dan auto landing.
Secara keseluruhan, konsorsium PUNA MALE merancang drone Elang Hitam mengikuti Design, Requirement, and Objectives (DRO) yang disepakati untuk dipergunakan oleh TNI Angkatan Udara. Diantaranya mampu mengudara dan mendarat di landasan pendek 700 meter, mengudara hingga ketinggian 20 ribu kaki, memiliki kecepatan maksimal 235 kilometer per jam, dengan durasi mengudara maksimal hingga 30 jam, serta mampu mengusung beban hingga 300 kilogram.