TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa di industri antariksa dan kontraktor proyek-proyek pertahanan, Lockheed Martin, berjanji menginvestigasi penyebab helikopter jatuh yang menewaskan eks superstar NBA dan legenda LA Lakers Kobe Bryant pada Minggu pagi 26 Januari 2020. Sebanyak seluruhnya sembilan orang dalam helikopter itu tewas, termasuk anak kedua Kobe yakni Gianna (13 tahun), dalam kecelakaan yang terjadi di Calabasas, California, Amerika Serikat, tersebut.
Helikopter nahas itu memang bagian dari unit produksi Lockheed Martin, yakni Sikorsky S-76B. Helikopter ini adalah satu di antara seri S-76 yang debut pada 1977. Sikorsky--yang diakuisisi Lockheed Martin pada 2015--melakukan serangkaian pembaruan dan upgrade atas seri tersebut. Model S-76B diproduksi mulai 1987, sedang modelnya yang terbaru adalah S76-D.
"Kami telah menjual seluruhnya 875 helikoper S-76 ke seluruh dunia, termasuk 103 unit S-76B," kata jurubicara Sikorsky , Callie Ferrari, kepada USA Today lewat surat elekronik, Minggu malam.
Menyatakan keselamatan adalah prioritas utama, Callie menambahkan, belum ada indikasi cacat atau gagal fungsi yang langsung terdeteksi sebagai penyebab helikopter Kobe Bryant jatuh ke tengah kabut lalu meledak. Situs berita CNN malah menyebut kalau helikopter yang ditumpangi Kobe dan Gianna adalah produksi 1991 dan teratur jalani perawatan mesin maupun air frame.
Jurubicara Komite Keselamatan Transportasi Amerika Serikat, Christopher O'Neil, juga menyatakan tidak akan berspekulasi tentang penyebab musibah. Satu tim investigator, kata dia, baru menuju ke lokasi kecelakaan di California di mana helikopter itu hanya tersisa serpihan.
Dalam situsnya, Lockheed Martin menyebut helikopter S-76 awalnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tinggi di industri minyak dan gas lepas pantai. "Tetapi kemampuannya cocok juga untuk digunakan di segmen pasar lain termasuk transportasi eksekutif dan layanan darurat."
Seri helikopter yang dijual harga rata-rata $13 juta ini memiliki kapasitas angkut 12 penumpang. Mesinnya mampu membawa capung besi ini terbang menempuh jarak 472 mil. Hingga kini, sebanyak lebih dari 178 perusahaan dan pelanggan VIP tercatat mengoperasikan berbagai model S-76, begitu juga dengan sejumlah kepala negara.
Kecelakaan bukan kali pertama ini terjadi. Sikorsky S-76 pernah jatuh di Kanada pada 2013, juga di Turki pada 2017. Meski begitu, catatan di situs Lockheed menyatakan seri helikopter ini sangat aman karena seluruhnya telah mencatat lebih dari 7,4 juta jam terbang.
"Kami menyampaikan duka yang mendalam kepada semua yang terdampak kecelakaan Sikorsky S-76B hari ini di Calabasas, California," kata Lockheed Martin dalam pernyataannya Minggu pagi. "Kami telah berkomunikasi dengan KNKT Amerika dan siap sedia membantu investigasi."
USA TODAY, SLATE MAGAZINE