3. Bisakah orang tanpa gejala menyebarkan virus?
Otoritas kesehatan sangat ingin mengetahui apakah orang yang terinfeksi virus, tapi yang belum menunjukkan gejala sakit, dapat menulari orang lain. Mereka juga ingin tahu apakah yang terinfeksi dengan tidak sakit sama sekali dapat menularkan kepada orang lain dan membuat mereka sakit.
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu dapat membantu menentukan seberapa jauh virus itu bisa terjadi. Juga dapat menawarkan petunjuk tentang berapa lama langkah penumpasan virus yang paling membatasi--langkah seperti karantina atau penutupan bisnis--mungkin perlu tetap dilakukan untuk memastikannya.
Pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan ada laporan terisolasi tentang apa yang disebut infeksi tanpa gejala di Cina dan negara-negara lain. Tetapi Robert Redfield, direktur CDC, mengatakan dia tidak akan menarik kesimpulan tentang 2019-nCoV sampai agensinya meninjau dasar untuk pernyataan tersebut.
Sementara itu, para pejabat AS mengawasi munculnya infeksi virus corona yang tidak terkait dengan lima kasus yang diketahui sudah ada di AS. Kelima pasien AS telah melakukan perjalanan ke Cina tak lama sebelum mereka sakit.
Munculnya seorang pasien yang tidak pernah meninggalkan tanah Amerika mungkin menuntun mereka kepada seseorang yang telah terinfeksi di Cina dan entah sakit ketika ia tiba di AS atau tidak menjadi sakit sama sekali.
Haruskah orang Amerika khawatir? "Ini bisa menjadi malapetaka jika orang yang tampak sehat dapat dengan mudah menyebarkan virus corona kepada orang lain," kata Lawrence Gostin, pakar epidemi di Universitas Georgetown. "Sangat sulit untuk membawanya (wabah) di bawah kendali dalam keadaan seperti itu."
Tetapi Anthony Fauci, yang memimpin Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, menyerukan agar tetap tenang. Secara historis, katanya, infeksi tanpa gejala tidak pernah menjadi pendorong menyebarnya wabah penyakit.
4. Siapa yang sakit karena virus coronya dan bagaimana kondisinya?