Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Cara Media Sosial Menangkal Berita Hoaks Virus Corona

image-gnews
Penumpang memakai masker saat mereka bersiap untuk naik kereta menuju Hong Kong di stasiun MTR Lo Wu sebelum penutupan perbatasan Lo Wu akibat virus corona di Hong Kong, 3 Februari 2020. REUTERS/Tyrone Siu
Penumpang memakai masker saat mereka bersiap untuk naik kereta menuju Hong Kong di stasiun MTR Lo Wu sebelum penutupan perbatasan Lo Wu akibat virus corona di Hong Kong, 3 Februari 2020. REUTERS/Tyrone Siu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Informasi palsu tentang virus corona banyak bertebaran di media sosial. Hal itu membuat perusahaan media sosial melakukan langkah-langkah mengurangi dampak informasi palsu tentang virus corona dalam beberapa cara, bahkan hingga berbagai tingkatan.

Dalam sebuah pernyataan, Twitter mengatakan bahwa ada lebih dari 15 juta unggahan tentang virus corona dalam empat minggu terakhir. Namun, media sosial garapan Jack Patrick Dorsey itu menambahkan bahwa pihaknya belum melihat upaya terkoordinasi yang signifikan untuk menyebarkan disinformasi tentang masalah ini.

Tanggapan Twitter hanya menunjukkan bahwa perusahaan belum menemukan bukti kampanye disinformasi yang disengaja oleh seseorang, seperti aktor negara atau kelompok politik, demikian dikutip laman Vox, baru-baru ini. Twitter memasang label peringatan yang menghubungkan ke Centers for Disease Control and Prevention (CDC) ketika pengguna mencari virus corona.

Namun, situasinya sedikit lebih kompleks di Facebook, karena pemeriksa fakta pihak ketiga terlibat. Seorang juru bicara Facebook mengatakan bahwa platform ini mengurangi distribusi posting yang dinilai salah oleh mitra pengecekan pihak ketiga dan memberikan peringatan pada unggahan yang salah.

Facebook juga menuturkan, sebelum atau setelah beberapa unggahan dibagikan, pengguna akan diberi tahu jika sudah diperiksa faktanya. Meskipun pemeriksa fakta tidak memiliki akses ke grup pribadi, mereka yang mencoba membagikan konten yang sebelumnya ditandai ke grup pribadi akan melihat lansiran.

Pada Kamis, 30 Januari 2020 lalu, media sosial milik Mark Zuckerberg itu mengumumkan, mereka akan mengambil tindakan tambahan terhadap kesalahan informasi yang berhubungan dengan virus corona, termasuk menghapus konten palsu yang dibongkar oleh otoritas kesehatan.

Juga akan memulai menghapus konten dengan klaim palsu atau teori konspirasi yang ditandai oleh organisasi kesehatan global terkemuka dan otoritas kesehatan setempat yang dapat menyebabkan kerugian bagi orang yang percaya. Ini sebagai perpanjangan dari kebijakan yang ada untuk menghapus konten yang bisa menyebabkan kerusakan fisik.

Induk WhatsApp dan Instagram itu fokus pada klaim yang dirancang untuk mencegah perawatan atau mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Ini termasuk klaim yang berkaitan dengan penyembuhan palsu atau metode pencegahan--seperti minum pemutih menyembuhkan virus corona--atau klaim yang menciptakan kebingungan tentang sumber daya kesehatan yang tersedia.

Facebook juga akan memblokir atau membatasi tagar yang digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah di Instagram, dan sedang melakukan razia proaktif untuk menemukan dan menghapus sebanyak mungkin konten ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, mulai Kamis pagi, TikTok mengeluarkan pemberitahuan tentang penggunaan tagar virus corona di aplikasi. Lansiran ini mendorong pengguna untuk mencari sumber terpercaya seperti WHO untuk informasi akurat dan melaporkan konten yang mungkin melanggar pedoman komunitasnya.

TikTok mengatakan, dalam sebuah pernyataan bahwa pedomannya tidak mengizinkan informasi yang salah dan membahayakan komunitas. "Ketika kami mendorong pengguna kami memiliki percakapan penuh hormat tentang subyek yang penting bagi mereka, kami menghapus upaya yang disengaja untuk menggambarkan sumber berita yang otoritatif."

YouTube memiliki versi penasihatnya sendiri. Mulai Kamis, platform video menampilkan pratinjau singkat artikel berita berbasis teks tentang coronavirus dalam hasil pencarian. Jika Anda mencari "coronavirus" di YouTube, misalnya, Anda ditautkan ke artikel New York Times tentang Wuhan coronavirus.

Sedangkan di YouTube, informasi palsu umumnya tidak melanggar aturan platform kecuali jika melibatkan pidato kebencian, pelecehan, penipuan, atau menghasut kekerasan. YouTube juga memiliki tujuan untuk mengurangi rekomendasi video yang dapat memberi informasi salah kepada pengguna dengan cara yang berbahaya-- termasuk informasi palsu tentang virus corona.

Terlepas dari upaya ini, tampaknya mustahil bagi platform ini untuk menghapus setiap posting virus corona palsu segera setelah muncul. Seperti halnya segala jenis informasi yang salah, ini adalah permainan yang tidak pernah berakhir.

Tetapi berlanjutnya prevalensi informasi palsu tentang wabah, satu bulan setelah keberadaannya, menunjukkan betapa pentingnya untuk menahan penyebaran informasi yang salah, terutama dengan konsekuensi kesehatan serius yang terlibat.

VOXNEWS | RECODE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

1 hari lalu

Ilustrasi keluarga mengisi liburan sekolah dengan camping di alam. Foto: Freepik.com/Jcomp
Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

Hindari berbagai jenis kegiatan yang membuat tubuh minim bergerak agar mental tetap sehat usai libur panjang Lebaran.


5 Cara Mencegah Penyebaran Misinformasi dan Hoax di WhatsApp

2 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
5 Cara Mencegah Penyebaran Misinformasi dan Hoax di WhatsApp

Sangat penting untuk memahami dan menerapkan langkah-langkah yang efektif dalam mencegah penyebaran misinformasi di WhatsApp.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

2 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

4 hari lalu

Ilustrasi salat Idul Fitri. REUTERS
Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

Khatib salat Id di Bantul, Yogyakarta, mendadak viral di media sosial karena mengangkat materi dugaan kecurangan Pemilu 2024. Berikut sederet faktanya


BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua

11 hari lalu

Unggahan BEM UI di Instagram pad 26 Maret 2024. Instagram/bemui_official
BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua

Ini berawal saat BEM UI mengunggah kritik yang menyoroti kasus penganiayaan warga di Papua oleh aparat.


Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

12 hari lalu

Juru Bicara Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Troy Pantouw di Hotel Shangri-La Jakarta pada Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Annisa Febiola
Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

Jubir OIKN sebut video viral soal kandungan gas di wilayah IKN adalah hoaks.


Mengenal Istilah Viral Mulai dari War Takjil sampai War Tiket

13 hari lalu

Pembeli membeli takjil untuk berbuka puasa pada bulan Ramadan di Jalan Panjang, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Pedagang takjil disini menjadi alternatif warga Jakarta dan sekitarnya yang mencari beraneka ragam hidangan berbuka puasa di bulan Ramadan. TEMPO/Fajar Januarta
Mengenal Istilah Viral Mulai dari War Takjil sampai War Tiket

Media sosial sedang diramaikan dengan istilah war takjil, war telur, dan war tiket belakangan ini. Begini maksudnya.


Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

16 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

17 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.


Beberkan Penanganan Kasus Plagiat Safrina, FEB Unair: Ini Bukan Hal Baru

19 hari lalu

Ilustrasi plagiat
Beberkan Penanganan Kasus Plagiat Safrina, FEB Unair: Ini Bukan Hal Baru

FEB Unair menyatakan telah bertindak proaktif dalam kasus plagiarisme atau penjiplakan tugas mata kuliah oleh mahasiswanya yang bernama Safrina.