TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Huoshenshan yang baru dibangun di Wuhan, Provinsi Hubei, sudah mulai menerima pasien, Selasa pagi waktu setempat, 4 Februari 2020. Pembangunan rumah sakit darurat berkapasitas total 1.000 ranjang itu berlangsung kilat, hanya 10 hari, demi menghadapi wabah virus corona yang telah menyebabkan belasan ribu orang jatuh sakit dan ratusan meninggal di Wuhan dan Provinsi Hubei, sejak Desember lalu.
Rumah Sakit darurat yang dibangun 7.000 pekerja itu terdiri dari dua lantai seluas lebih dari 55 ribu meter persegi. Di antara fasilitasnya adalah 30 ruang unit isolasi dan perawatan intensif (ICU) serta 1.400 petugas medis yang dikerahkan dari militer Cina.
Pemerintah Cina masih akan membangun rumah sakit darurat kedua, Leishenshan, 25 mil dari Huoshenshan. Rumah Sakit Leishenshan yang rencananya juga akan mulai dioperasikan pekan ini memiliki kapasitas lebih besar yakni hingga 1.500 pasien. Pembangunan dua rumah sakit berkapasitas total 2.500 ranjang ini termasuk langkah Cina dalam menanggulangi virus corona, setelah sebelumnya mengisolasi sejumlah kota di Hubei.
Setelah dua rumah sakit itu beroperasi penuh, Komisi Kesehatan Nasional Cina yakin wabah virus corona baru bisa segera diatasi. Alasannya, sejumlah besar pasien meninggal karena kapasitas rumah sakit yang ada tidak memadai di awal virus itu merebak. Hanya ada tiga rumah sakit rujukan dengan 110 kapasitas ranjang pasien kritis sebelum ada Huoshanshen dan Lieshanshen.
"Saya yakin tidak akan lama lagi upaya penanggulangan yang kami lakukan akan berbuah nyata dan jumlah kasus kematian di Wuhan akan berkurang," kata Deputi Direktur urusan Adminitrasi Rumah Sakit dan Medis di Komisi Kesehatan Nasional Cina, Jiao Yahui, Selasa 4 Februari 2020.
Jiao menunjuk 74% kasus kematian akibat virus corona, atau 313 kasus, berasal dari kota itu. Kasus kematian itu 4,9 persen dari total jumlah yang sakit.
Karena keterbatasan selama ini, sebagian pasien kritis virus corona disebar ke lebih dari 20 lembaga medis. Wuhan belakangan sudah menerima bantuan tenaga medis untuk mencegah kelelahan petugas yang sudah lebih dulu bekerja sejak virus ditemukan mewabah Desember lalu.
Komisi Kesehatan Nasional Cina mengungkap bahwa mereka yang meninggal karena infeksi 2019-nCoV, sebanyak dua per tiga adalah laki-laki. Sebanyak 80 persen kematian berasal dari mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, dan 75 persen di antaranya menderita komplikasi dengan penyakit lain.
CNBC | BUSINESSINSIDER