TEMPO.CO, Dubai - Iran dijadwalkan meluncurkan satelit ke orbit Bumi, Minggu 9 Februari 2020. Peluncuran diaku bagian dari program pemula dalam teknologi satelit milik negara itu setelah dua satelit sebelumnya gagal semua pada tahun lalu.
"Satelit Zafar akan diluncurkan ke orbit hari ini dari Semnan pada kecepatan 7.400 kilometer," kata Menteri Teknologi Komunikasi dan Informasi Iran, Mohammad Javad Azari-Jahromi, seperti diberitakan Kantor Berita IRIB.
Amerika Serikat meragukan klaim Iran soal program teknologi satelit itu. Washington curiga program tersebut sebagai kedok untuk menutupi pengembangan rudal balistik Iran.
Menurutnya, teknologi balistik jarak jauh yang digunakan untuk menempatkan satelit ke dalam orbit dapat digunakan untuk meluncurkan hulu ledak nuklir. Namun ini sudah dibantah Teheran yang mengatakan tidak pernah mengejar pengembangan senjata nuklir.
Pemerintah Presiden Donald Trump kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran setelah pada 2018 Washingon hengkang dari perjanjian internasional, yang dirancang untuk mengekang program nuklir Iran. Menurut Trump, perjanjian nuklir tersebut sangat lemah dan tidak mencakup pembatasan terhadap program rudal Teheran.
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat, yang sudah meningkat atas isu nuklir, mencapai puncaknya dalam puluhan tahun setelah jenderal besar Iran, Qassem Soleimani, tewas dalam serangan pesawat nirawak AS di Baghdad pada 3 Januari. Iran pun membalas serangan tersebut dengan menargetkan pangkalan AS di Irak.
"Begitu satelit berada di orbit, gambar pertama yang akan dikirim memang foto Qassem Soleimani," kata Menteri Azari-Jahromi, Minggu.
Iran meluncurkan satelit pertama mereka Omid (Hope) pada 2009 dan satelit Rasad (Observation) dilepaskan ke orbit pada Juni 2011. Namun Teheran menyebutkan bahwa baru pada 2012 berhasil menempatkan satelit buatan sendiri, Navid (Promise), ke orbit.
REUTERS