4. VIRUS HIV
Sepanjang sejarah dunia modern, virus paling mematikan mungkin adalah virus ini. "Pembunuh terbesar umat manusia," kata Amesh Adalja, dokter spesialis penyakit menular dan juru bicara Disease Society of America.
Diperkirakan, virus HIV berada di balik kematian sebanyak 36 juta orang sejak penyakit ini dikenali di awal 1980-an. Obat-obatan antivirus berdosis kuat bisa membuat penderitanya bertahan hidup lebih lama, tapi nyatanya penyakit ini masih terus menggerogoti bangsa-bangsa di negara miskin dan berkembang yang menyumbang angka 95 persen kasus baru di dunia. Menurut WHO, hampir satu dari 20 orang dewasa di Afrika Sub Sahara terbukti positif HIV.
Obat antiretroviral virus (ARV) untuk HIV tergeletak di atas meja salah satu rumah di desa Tuol Sambo, Kamboja, 6 September 2014. Komunitas ini bergantung kepada satu klinik yang menyediakan obat ARV gratis seminggu sekali. Omar Havana/Getty Images
5. VIRUS CACAR
WHO telah menyatakan kalau dunia sudah terbebas dari wabah cacar sejak 1980-an. Tapi selama ribuan tahun sebelumnya, umat manusia harus menderita karenanya. Virus cacar bisa membunuh satu dari tiga penderitanya. Sedang mereka yang selamat harus menanggung bekas luka yang dalam dan permanen, dan seringkali kebutaan.
Tingkat kematian terdata jauh lebih tinggi di populasi di luar Eropa, kawasan yang sebenarnya populasinya jarang kontak dengan virus ini sebelum kedatangan bangsa Eropa. Sepanjang abad ke-20 saja, virus ini telah membunuh 300 juta orang. "Wabah virus cacar pernah memberi beban sangat berat bagi planet ini, bukan hanya tingkat kematiannya tapi juga kebutaan yang disebabkannya. Itulah yang memberi semangat agar penyakit ini segera diberantas," kata Adalja.
6. HANTAVIRUS
Hantavirus pulmonary syndrome (HPS) pertama kali mendapat perhatian luas di Amerika pada 1993. Saat itu seorang pemuda Navajo, penduduk asli Amerika, dan tunangannya yang hidup satu atap meninggal hanya dalam hitungan hari setelah mengidap sesak napas.
Beberapa bulan kemudian, petugas kesehatan setempat mengisolasi hantavirus dari seekor tikus rusa (Peromyscus maniculatus), jenis tikus endemik Amerika Utara, di lingkungan yang sama. Kini, menurut data Pusat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit AS, lebih dari 600 orang di Amerika diketahui mengidap HPS, dan 36 persen di antaranya meninggal karena penyakit itu. Sejauh ini diketahui kalau virus tak menular antar manusia.
Menurut makalah ilmiah yang dimuat jurnal Clinical Microbiology Reviews pada 2010, hantavirus yang berbeda pernah mewabah saat Perang Korea di awal 1950-an. Saat itu sebanyak lebih dari 3.000 serdadu terinfeksi dan 12 persen yang meninggal.
Saat pertama kali ditemukan, dunia medis modern menganggap hantavirus sebagai jenis penyakit yang baru. Namun para peneliti kemudian menyadari kalau tradisi pengobatan suku bangsa Navajo telah lama mengenal jenis penyakit itu dan telah mengaitkannya dengan tikus.