TEMPO.CO, Jakarta - Pakar gempa dan tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologo (BPPT) Widjo Kongko menanggapi pernyataan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan bahwa gempa yang terjadi di Bangkalan, Kamis, 6 Februari 2020, langka. Widjo sepakat dengan apa yang dinyatakan BMKG, terkait gempa tersebut.
Menurutnya, lindu Bangkalan hyphocenternya--pusat gempa-- sangat dalam lebih dari 600 kilometer. "Lindu di Bangkalan memang tergolong langka, dan karena pusatnya sangat dalam, lindu ini dirasakan dalam area yang luas," ujarnya saat dihubungi, Senin, 10 Februari 2020.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sumber gempa berkekuatan 6,3 Magnitudo itu sedalam 641 kilometer atau sejarak Jakarta-Madiun. Efek guncangannya meluas, selain Bangkalan, getaran gempa bisa dirasakan hingga Trenggalek, Pacitan, Yogyakarta, Kebumen, Cilacap, Pangandaran, Kuta, dan Kuta Selatan Bali.
Lindu yang tercetus dini hari Pukul 01.12.34 WIB itu bersumber di laut pada koordinat 6,43 LS dan 113,04 BT. "Tepatnya di Laut Jawa pada jarak 76 kilometer arah timur laut Bangkalan, Jawa Timur," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
Widjo juga memberikan gambar data WinITDB yang menunjukkan bahwa gempa Bangkalan memang jarang terjadi, tidak setiap tahun. Gambar juga dilengkapi dengan peta yang dibubuhi tanda titik-titik gempa yang pernah terjadi, besaran kekuatan gempanya paling kecil Magnitudo 5,5.
Selain itu, Widjo yang merupakan lulusan Leibniz Universitat Hannover, Jeman menjelaskan, secara frekuensi kejadian, gempa di atas Magnitudo 5,5 dan dalam lebih dari 500 kilometer di radius 150 kilometer. "Dari event kemarin sangat jarang Magnitudo 6 ke atas hanya tercatat 5 kali di radius 150 kilometer. Gempa dan sangat dalam, menunjukkan bahwa di lokasi ini masih ada aktivitas seismik," tutur dia.
Skala intensitas gempanya berkisar II-III MMI. Getaran dengan skala ini dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang hingga terasa dalam rumah seakan ada truk melintas. Hingga, Kamis pagi menjelang siang, BMKG belum menerima laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa itu. "Gempa dalam dirasakan luas, tapi tidak merusak dan tidak menimbulkan tsunami," kata Widjo.