TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Internet Aman Sedunia (Safer Internet Day) Selasa, 11 Februari 2020, platform video singkat TikTok bekerja sama dengan komunitas anti-bullying Sudah Dong meluncurkan panduan bertajuk 'Sama-sama Aman, Sama-sama nyaman'. Tujuannya adalah mengajak pengguna TikTok untuk menciptakan lingkungan internet yang positif.
Dalam peluncuran kampanye tersebut, Head of Public Policy TikTok Indonesia Donny Eryastha menjelaskan, TikTok telah menyediakan platform bagi siapapun untuk mengekspresikan kreativitasnya.
"Untuk itu prioritas utama kami adalah membersihkan lingkungan yang aman, di mana semua orang merasa nyaman saat mengekspresikan dirinya secara terbuka dan kreatif," ujarnya di Kantorkuu Coworking & Office Space, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Februari 2020.
Berdasarkan hasil riset Polling Indonesia bersama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJI) menyebutkan, ada sekitar 49 persen warganet yang pernah menjadi sasaran perundungan di media sosial. Angka tersebut diperoleh dari hasil survei yang dilakukan kepada pengguna internet di Indonesia selama periode Maret-April 2019 lalu.
Hasil tersebut semakin menggambarkan bagaimana pentingnya para pengguna internet, khususnya anak muda, untuk melindungi diri dari perundungan siber (cyber bullying). "Oleh karena itu kami meluncurkan panduan pengguna untuk mendapatkan tips menghadapi perundungan siber secara umum, serta fitur keamanan di TikTok," kata Donny.
Hari Internet Aman pertama kali diadakan pada tahun 2004 sebagai inisiatif dari EU SafeBorders yang kini dirayakan di sekitar 150 negara di seluruh dunia. Adiyat Yori Rambe, Perwakilan Komunitas Sudah Dong menjelaskan bahwa komunitasnya sudah mengkampanyekan anti-bullying selama lima tahun.
"Kolaborasi ini memberikan kontribusi kami dalam menjaga kenyamanan pengguna TikTok yang didominasi oleh anak muda," kata Yori. "Panduan tips menghadapi cyber bullying juga sudah bisa diunduh melalui website kami Sudah Dong."
Komunitas Sudah Dong bergerak di bawah Yayasan Kaula Madani. Yori melihat isu perundungan kian berkembang, jika dulu muncul perundungan verbal atau secara fisik, tapi kini ada perundungan siber. Jadi, kata dia, sekarang dengan hadirnya platform internet seperti TikTok muncul sebuah bentuk perundungan baru yaitu perundungan siber.
"Peran kami adalah untuk terus menyuarakan dengan kampanye untuk menciptakan kehidupan internet yang aman dan nyaman. Jadi untuk menyamakan persepsi, kami bukan psikolog, bukan expert di di bidang perundungan. Memang kami anak muda yang punya fokus untuk mengurangi angka perundungan," tutur Yori.
Saat ini Sudah Dong sudah memiliki tujuh cabang di beberapa kota di Indonesia. Komunitas ini memiliki sekitar 3.000 orang volunter yang biasanya memiliki latar belakang sebagai pelaku perundungan yang sudah insaf dan korban perundungan.
Cyber bullying ini merupakan isu yang sangat dekat dengan para pengguna internet khususnya media sosial, karena pasti semua orang pernah mengalami bullying.
"Terima kasih buat TikTok, kami merasa pengguna TikTok butuh sebuah panduan untuk tetap aman dan nyaman menggunakannya. Oleh karena itu kami ingin melalui panduan ini dapat meningkatkan kesadaran semua orang bahwa TikTok punya fitur dan panduan untuk membuat pengguna aman," tambah Yuri.