TEMPO.CO, Jakarta - 18 Januari 2020, enam minggu setelah virus corona baru yang mematikan menyebar dari sebuah pasar daging segar, warga Distrik Baibuting di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, menyiapkan pesta jamuan makan massal. Pesta ini adalah tradisi tahunan. Untuk penyelenggaraan yang ke-20 pada tahun ini, Kota Wuhan berniat memecahkan rekor dunia untuk jumlah makanan yang disajikan dalam sebuah jamuan.
Dan meja-meja panjang pun mengisi 10 lokasi di distrik itu dengan 13.986 piring berisi makanan di atasnya. Media lokal menyebut semua makanan itu disiapkan melibatkan 40 ribu keluarga yang banyak di antaranya kemudian datang ke meja-meja itu dan bersuka cita dalam pesta. Wajah-wajah ceria terekam dalam aneka jepretan kamera.
Keceriaan itu cepat menjadi malapetaka. Distrik Baibuting kini menjadi simbol kelalaian Pemerintah Cina dalam mengantisipasi wabah virus corona 2019-nCoV. Virus itu mencabik Distrik Baibuting dan per Senin malam, 10 Februari 2020, virus telah membunuh 1.016 orang dan membuat sakit 42.638 orang di daratan Cina. Virus bahkan telah menyebar ke 27 negara lain dan telah menyebabkan dua tewas.
Distrik Baibuting terus menyumbang angka infeksi dari virus tersebut untuk kasus di Wuhan dan Hubei. Tulisan berbunyi ‘Blok Demam’ tersebar di 57 rusun di distrik itu.
“Saya merasa sangat beruntung tidak ikut dalam pesta jamuan makan itu. Waktu itu saya harus menjaga dua anak dan kerepotan kalau harus pergi ke sana,” kata Sally Zhang, warga distrik itu. “Saat ini ada lebih dari 10 tetangga saya yang positif infeksi virus corona.”
Tiga minggu sebelum tradisi pesta jamuan makan itu, otoritas Wuhan sebenarnya telah diinformasikan tentang virus misterius yang menyebar di udara kota itu. Tapi respons yang dikeluarkan adalah tekanan untuk menutupi temuan itu. Pemerintah Kota Wuhan dituding malah berusaha menutupi dan mengabaikan keseriusan dari potensi wabahnya.
Yang dianggap paling fatal adalah, Wuhan malah memfasilitasi eksodus sekitar lima juta warganya seminggu sebelum kota itu akhirnya dinyatakan dikarantina pada 22 Januari lalu, atau tak sampai sepekan sebelum pesta di Baibuting. “Sudah jelas Pemerintah Kota Wuhan telah menggangap sepele penyakit ini,” kata seorang staf penasihat senior di pemerintah pusat Cina.