Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

IDI Minta Masyarakat Tak Panik dan Cemas dengan Virus Corona

image-gnews
Daeng M. Faqih, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) saat menjelaskan inisatif proaktif dalam antisipasi COVID-19 di Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Kamis, 13 Februari 2020. TEMPO/Khory
Daeng M. Faqih, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) saat menjelaskan inisatif proaktif dalam antisipasi COVID-19 di Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Kamis, 13 Februari 2020. TEMPO/Khory
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih, meminta kepada masyarakat agar tidak panik dan cemas dalam menghadapi wabah virus corona yang dinamai COVID-19. Virus yang muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina itu per siang ini Kamis, 13 Februari 2020, sudah menewaskan 1.369, temasuk seorang dari Filipina dan seorang dari Hongkong.

Menurut Daeng, IDI sudah tiga kali melakukan konferensi pers terkait dengan kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 ini.

“Hal yang tidak enak dari munculnya COVID-19 ini adalah kecepatan menyebarnya yang tinggi dibandingkan virus terdahulunya. Tapi, kita tidak boleh panik, tidak boleh cemas, ini mohon disampaikan. Karena keganasannya rendah dan kematiannya bukan murni dari virus,” ujarnya di Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Kamis, 13 Februari 2020.

Daeng yang merupakan dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, menerangkan bahwa virus yang sudah menginfeksi 60.329 itu memiliki angka kematian yang masih cukup rendah, yaitu 2,5 persen, berbeda dengan virus SARS pada 2003 yang mencapai 40 persen, dan flu burung sampai 18 persen. “Ini kabar gembiranya,” kata Daeng.

Kabar baik lainnya adalah kematian yang terjadi tidak murni karena infeksi virus, tapi mayoritas yang meninggal itu karena ada penyakit penyerta. “Jadi kebanyakan yang meninggal sudah punya penyakit penyerta, atau penyakit lain yang sudah diderita korban,” tutur pria Pamekasan, Madura, 50 tahun lalu itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, pria yang dilantik menjadi Ketua PB IDI pada 8 Desember 2018 lalu itu mengatakan bahwa khawatir adalah manusiawi. “Tapi panik dan cemas jangan, khawatir itu tidak hanya khawatir saja, tapi harus ada langkah untuk pencegahannya. Oleh karena itu IDI sudah memberikan beberapa langkah tersebut,” lanjut dia.

Head of Medical Management Good Doctor Technology Indonesia Adhiatma Gunawan, memberikan ilustrasi bahwa COVID-19 memang mirip dengan virus yang sudah ada sebelumnya, yaitu SARS dan MERS yang juga keluarga dari virus corona. “Dampak dari COVID-19 tidak lebih berat dari keluarganya, tapi penelitian masih berlanjut sampai sekarang,” tutur dia.

Menurut Adhiatma, virus corona biasanya menyebar dari hewan ke manusia, tapi yang terbaru ini sudah dikonfirmasi bisa menular antar manusia. “Hal ini perlu membuat kita memiliki langkah antisipasi yang tidak membuat panik, tapi sebagai masyarakat yang bijaksana kita harus mengedukasi diri sendiri, salah satu yang mudah adalah perilaku hidup bersih sehat atau PHBS,” kata dokter lulusan Universitas Airlangga itu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

11 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

14 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

15 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

15 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

19 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

20 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

22 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

23 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

23 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

25 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.