TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencatat gempa tektonik pada Minggu pagi, 16 Februari 2020, adalah yang kedua yang terjadi di zona aktif di Seram, Maluku, sepanjang Februari ini. Gempa Minggu pagi berkekuatan 5,6 Magnitudo mengguncang wilayah Seram Timur dan Fakfak Papua.
Sebelumnya, serangkaian gempa berkekuatan 3,9, 4,4, dan 4,1 Magnitudo juga menggetarkan Kobisonta, Maluku, sepanjang Minggu dinihari sampai Senin dinihari 9-10 Februari 2020. Saat itu gempa menimbulkan kerusakan beberapa bangunan rumah.
Sama seperi yang terjadi pada Minggu jam 8 pagi waktu setempat lalu, rangkaian Gempa merusak ini diketahui dipicu aktivitas Sesar naik Seram Utara (North Seram thrust) yang juga struktur sesarnya berada di dasar laut. “Sesar aktif Taminabuan Tengah diduga sebagai pemicu. Sesar itu punya kekuatan gempa hingga magnitude 7,4," Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono lewat keterangan tertulis, Minggu 16 Februari 2020.
Untuk gempa 16 Februari, dia menerangkan, sumber atau episenter gempa terletak di koordinat 3,37 LS dan 131,49 BT. Tepatnya, di laut pada jarak 97 kilometer arah barat daya Kota Fakfak, Papua Barat. Sumber gempa itu tergolong berkedalaman dangkal yaitu 16 kilometer. .
Dampak gempa berupa guncangan dilaporkan terasa kuat di daerah Bula, Seram bagian timur, dalam skala intensitas III MMI. Getaran gempanya terasa di dalam rumah seakan ada truk yang lewat. Warga yang terkejut dilaporkan berhamburan lari keluar rumah pun di Sorong yang diguncang dengan skala III juga II MMI. Beberapa orang merasakan getaran gempa dan benda-benda ringan yang digantung ikut bergoyang.