Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perusahaan Rokok AS Bikin Vaksin Virus Corona Pakai Tembakau

image-gnews
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat memeriksa pasien virus corona di rumah sakit Jinyintan di Wuhan, Cina, 13 Februari 2020. China Daily via REUTERS
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat memeriksa pasien virus corona di rumah sakit Jinyintan di Wuhan, Cina, 13 Februari 2020. China Daily via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Reynolds American, perusahaan raksasa rokok Carolina Utara, Amerika Serikat, ikut bergabung dalam perlombaan untuk menghentikan epidemi virus corona.

Perusahaan ini sedang menginfeksi tanaman tembakau dengan virus corona yang dimodifikasi secara genetik untuk melihat apakah dapat memproduksi antibodi yang mungkin bisa dijadikan vaksin.

Mengutip laman Politico, akhir pekan lalu, hal itu merupakan ide lama yang dilakukan perusahaan di balik merek Camel, Newport dan Pall Mall itu. Sebelumnya, Reynolds mencoba mengembangkan hal yang sama selama krisis Ebola pada 2015.

Pekerjaan Reynolds masih pada tahap yang sangat awal, artinya wabah bisa saja mereda sebelum penyembuhnya ditemukan dengan sempurna, dan beberapa vaksin mungkin tidak 100 persen efektif terhadap semua jenis penyakit, seperti halnya dengan Ebola. Faktor-tersebut telah menjauhkan sebagian besar perusahaan obat besar dari bisnis vaksin.

Pengembangan di balik upaya industri tembakau masa lalu untuk bercabang menjadi obat, tidak selalu sesuai dengan kondisi hari ini. Meskipun nikotin terbukti meningkatkan daya ingat pada pasien pre-demensia, sebuah pengobatan yang sangat dipuji gagal dalam empat uji klinis.

Beberapa upaya untuk memperluas penelitian ke kondisi lain juga belum membuahkan hasil. Dua vaksin Ebola nabati ditemukan lebih efektif daripada pengobatan yang Reynolds kerjakan, yang belum pernah disetujui oleh lembaga obat dan makanan Amerika (FDA).

Perusahaan-perusahaan tembakau masih terus maju, selain Kentucky BioProcessing, anak usaha Reynolds yang sedang menguji virus corona, Philip Morris telah mengambil 40 persen saham di Medicago, perusahaan yang menggunakan teknologi pertumbuhan tembakau yang sama untuk mencoba mengembangkan vaksin flu.

"Orang bisa bersikap sinis. Tetapi kenyataannya adalah bahwa kami mungkin dapat membantu," kata Hugh Haydon, CEO Kentucky BioProcessing.

Perusahaan telah menghubungi departemen kesehatan pemerintahan Trump tentang pekerjaan yang terkait dengan virus corona itu dan mengatakan dapat memberikan sampel kepada pemerintah pada awal Maret.

Kenneth Palmer, ahli mikrobiologi di Universitas Louisville yang fokus pada vaksin nabati menerangkan tidak menerima pendanaan dari industri tembakau, tapi universitas telah membayar Kentucky BioProcessing untuk penelitian tembakau di masa lalu.

"Sebagai seorang ilmuwan dan peneliti, saya tidak antusias dengan bisnis memproduksi dan menjual produk-produk tembakau," kata Palmer. "Tetapi saya pikir perusahaan-perusahaan tembakau mungkin mengambil banyak pengalaman. Mungkin logis dan indah bahwa perusahaan tembakau ikut terlibat."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Reynolds, yang dimiliki oleh British American Tobacco, telah berusaha melakukan diversifikasi selama beberapa tahun. Sebelum membeli laboratorium Kentucky, raksasa tembakau itu mencoba mencari hal lain dari tanaman tembakau selain untuk rokok, kenang James Figlar, wakil presiden eksekutif penelitian dan pengembangan.

"Menghasilkan lini bisnis baru adalah satu hal, tetapi mengejar epidemi yang merebak lebih dari 60 ribu orang di lebih dari dua lusin negara adalah hal lain," tutur Figlar.

Reynolds American membeli laboratorium Kentucky pada Januari 2014, hanya dua bulan sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menandai kasus pertama yang dalam dua tahun ke depan menjadi wabah virus Ebola paling mematikan yang tercatat, menewaskan lebih dari 11.000 orang di Afrika Barat.

Kentucky BioSciences dengan cepat memfokuskan semua sumber dayanya untuk memproduksi komponen yang diturunkan dari tembakau untuk terapi kombinasi ZMapp, salah satu perawatan Ebola eksperimental pertama yang tersedia.

FDA melacak dengan cepat ulasan keselamatan pada tahun 2015 dan pejabat kesehatan masyarakat mengizinkan penggunaannya saat kasus meningkat. Namun seiring berjalannya waktu, data mulai menunjukkan ada dua perawatan lain yang jauh lebih efektif daripada ZMapp.

Hasilnya cukup signifikan bagi para peneliti untuk menghentikan studi lebih awal dan merekomendasikan agar petugas kesehatan meninggalkan ZMapp untuk beralih ke yang lain. Reynolds dan lainnya di belakang ZMapp bukan satu-satunya perusahaan yang menuangkan jutaan ke dalam perawatan Ebola atau vaksin yang mungkin tidak akan pernah digunakan lagi.

"Anda menginvestasikan ratusan dan jutaan dolar untuk meningkatkan sesuatu yang Anda harapkan bisa berhasil. Itulah kesalahan sebenarnya di sana," kata Anthony Fauci, direktur Institut Nasional untuk Penyakit Alergi dan Penyakit Menular, di sebuah acara di Institut Aspen beberapa waktu lalu. "Ini akan menjadi tantangan untuk membuat perusahaan besar melakukan itu."

Menumbuhkan vaksin pada tanaman tembakau masih bisa menjanjikan biaya overhead lebih rendah dan risiko keuangan lebih rendah bagi perusahaan. "Karena pabrik dapat mulai memproduksi senyawa yang diperlukan dalam hitungan minggu," kata Palmer dari University of Louisville.

POLITICO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Musim Hujan: Tren Pneumonia Disebut Sedang Meningkat, DKI Ingatkan Warga Jaga Kesehatan

14 jam lalu

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Musim Hujan: Tren Pneumonia Disebut Sedang Meningkat, DKI Ingatkan Warga Jaga Kesehatan

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat tren penyakit pneumonia sedang meningkat memasuki musim hujan kali ini. Warga diminta waspada.


Upaya Menekan Kasus Pneumonia pada Anak Menurut IDAI

1 hari lalu

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Upaya Menekan Kasus Pneumonia pada Anak Menurut IDAI

Analisis data dapat memberikan wawasan yang lebih baik untuk pengembangan strategi pencegahan dan penanggulangan pneumonia.


Hampir Penuhi Target, Vaksin Cacar Monyet Dosis Dua Sudah Diberikan ke 411 Orang

2 hari lalu

An illustration of a monkeypox vaccine. (ANTARA/Shutterstock/am/rst)
Hampir Penuhi Target, Vaksin Cacar Monyet Dosis Dua Sudah Diberikan ke 411 Orang

Dinkes DKI kembali memberikan vaksin dosis dua cacar monyet. Saat ini sudah 411 orang menerima vaksinasi.


Begini Cara Mencegah Penularan Pneumonia

2 hari lalu

Ilustrasi pneumonia. Foto : Radiopaedia
Begini Cara Mencegah Penularan Pneumonia

Cara pertama yang dapat dilakukan untuk melawan dan mencegah pneumonia adalah dengan mendapatkan vaksinasi.


4 Tips Menyembuhkan Pilek secara Alami

4 hari lalu

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
4 Tips Menyembuhkan Pilek secara Alami

Menyembuhkan pilek bisa dilakukan secara alami di rumah tanpa harus minum obat.


6 Ciri Laptop Terkena Virus

6 hari lalu

Ilustrasi Serangan Malware XHelper (Shutterstock) (Ant)
6 Ciri Laptop Terkena Virus

Mendeteksi ciri-ciri virus komputer pada laptop adalah langkah awal yang penting untuk mengatasi masalah tersebut.


Apa Itu Penyakit Japanese Encephalitis?

9 hari lalu

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Apa Itu Penyakit Japanese Encephalitis?

Japanese Encephalitis (JE) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Japanese Encephalitis Virus (JEV).


Kementan Persiapkan Bahan Baku Obat dan Vaksin Hewan

11 hari lalu

Kementan Persiapkan Bahan Baku Obat dan Vaksin Hewan

Menjaga kesehatan hewan melalui penyiapan bahan baku produksi dan peningkatan mutu obat hewani.


Dinkes DKI Kembali Berikan Vaksin Cacar Monyet Dosis Dua Kepada 495 Orang Berisiko

11 hari lalu

Ilustrasi vaksin Mpox. USA TODAY NETWORK via Reuters Co
Dinkes DKI Kembali Berikan Vaksin Cacar Monyet Dosis Dua Kepada 495 Orang Berisiko

Dinas Kesehatan DKI kembali memberikan vaksin cacar monyet kepada 495 orang berisiko yang sebelumnya telah menerima vaksinasi.


Fakta-fakta Nyamuk Culex yang Bisa Sebabkan Radang Otak

15 hari lalu

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Fakta-fakta Nyamuk Culex yang Bisa Sebabkan Radang Otak

Nyamuk Culex sebabkan penyakit Japanese Encephalitis yang banyak menyerang penduduk daerah beriklim tropis.