Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Virus Corona Belum Selesai, Virus Misterius Baru Muncul di Brasil

image-gnews
Virus Yaravirus virion. Kredit: Boratto et al., 2020, bioRxiv
Virus Yaravirus virion. Kredit: Boratto et al., 2020, bioRxiv
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masalah virus corona COVID-19 yang berawal di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina belum selesai dengan korban yang terus bertambah setiap harinya, namun ilmuwan telah mengidentifikasi virus misterius yang genomnya tampak seluruhnya baru bagi sains.

Virus dihuni oleh gen asing yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya dalam penelitian yang sudah dilakukan. Virus tersebut dijuluki Yaravirus, Yara atau Iara, artinya ratu air dalam mitologi Brasil, yang ditemukan dari Danau Pampulha, sebuah danau buatan di kota Brasil, Belo Horizonte.

Yaravirus ditemukan oleh dua anggota senior tim ahli virologi Bernard La Scola dari Universitas Aix-Marseille di Prancis, dan Jonatas S. Abrahao dari Universitas Federal Brasil Minas Gerais. Dua tahun lalu, pasangan itu membantu menemukan kebaruan dari virus lain yang hidup di air: Tupanvirus, virus raksasa yang ditemukan di habitat perairan yang ekstrem.

Meskipun Yaravirus (Yaravirus brasiliensis) mungkin bukan supernatural, virus ini terbukti sama misteriusnya dengan legenda nimfa air, jenis makhluk legendaris yang berwujud wanita dalam mitologi Yunani.

“Karena virus itu adalah garis keturunan baru dari virus amuba dengan asal dan filogeni yang membingungkan," tim peneliti menjelaskan dalam makalah yang diterbitkan Biorxiv, baru-baru ini.

Yaravirus tampaknya bukan virus raksasa seperti Tupanvirus, tapi terdiri atas partikel kecil berukuran 80 nm dengan genomnya yang tampak unik. "Sebagian besar virus amuba yang diketahui telah terlihat berbagi banyak fitur yang akhirnya mendorong penulis untuk mengklasifikasikannya ke dalam kelompok evolusi umum," tulis para penulis.

Bertentangan dengan apa yang diamati pada virus amuba yang terisolasi lainnya, Yaravirus tidak diwakili oleh partikel besar/raksasa dan genom kompleks, tapi pada saat yang sama membawa sejumlah penting gen yang sebelumnya tidak ditentukan, demikian dikutip laman Science Alert.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam penyelidikan mereka, para peneliti menemukan lebih dari 90 persen gen Yaravirus belum pernah dideskripsikan sebelumnya, membentuk apa yang dikenal sebagai gen yatim alias ORFans.

Hanya enam gen yang ditemukan memiliki kemiripan yang jauh dengan gen virus yang diketahui didokumentasikan dalam database ilmiah publik. Dan pencarian melalui lebih dari 8.500 metagenom yang tersedia untuk umum tidak memberikan petunjuk tentang apa yang mungkin terkait dengan Yaravirus.

"Dengan menggunakan protokol standar, analisis genetik pertama kami tidak dapat menemukan urutan kapsid atau gen virus klasik lain yang dapat dikenali dalam Yaravirus," para peneliti menjelaskan. "Mengikuti protokol metagenomik saat ini untuk deteksi virus, Yaravirus bahkan tidak akan dikenali sebagai agen virus."

Soal apa sebenarnya Yaravirus itu, para ilmuwan hanya bisa berspekulasi untuk saat ini. Namun, itu bisa menjadi kasus terisolasi pertama dari kelompok virus amuba yang tidak diketahui, atau berpotensi jenis virus raksasa yang jauh dan entah bagaimana mungkin telah berevolusi.

Apa pun itu, jelas para peneliti masih memiliki banyak hal yang harus dipelajari. “Jumlah protein yang tidak diketahui yang menyusun partikel Yaravirus mencerminkan variabilitas yang ada di dunia virus dan berapa banyak potensi genom virus baru yang masih harus ditemukan,” para penulis menyimpulkan.

BIORXIV | SCIENCE ALERT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

13 jam lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

22 jam lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Cha Eun Woo Gelar Fan Concert Tambahan di Meksiko dan Brasil Pertengahan 2024

1 hari lalu

Cha Eun Woo. Instagram.com/@eunwo.o_c
Cha Eun Woo Gelar Fan Concert Tambahan di Meksiko dan Brasil Pertengahan 2024

Penggemar global Cha Eun Woo di Amerika Selatan tentu semakin tak sabar menunggu penampilan solo perdananya di sana.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

1 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

2 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Robinho Ditangkap Polisi untuk Jalani Hukuman 9 Tahun Penjara di Brasil karena Kasus Pemerkosaan di Italia

7 hari lalu

Robinho. REUTERS/Darren Staples
Robinho Ditangkap Polisi untuk Jalani Hukuman 9 Tahun Penjara di Brasil karena Kasus Pemerkosaan di Italia

Mantan pemain Manchester City dan Real Madrid, Robinho ditangkap polisi untuk menjalani hukuman 9 tahun di negaranya, Brasil, pada Kamis.


Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

9 hari lalu

National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat menyoroti perubahan kawasan hutan di Kalimantan setelah adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN. Foto : NASA
Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

16 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

17 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Muhammadiyah Usul Meniadakan Sidang Isbat Awal Ramadan, Ini Tanggapan Peneliti BRIN

19 hari lalu

Sejumlah guru dan santri menyiapkan teleskop untuk memantau hilal di Masjid Al-Musyari'in, Jakarta Barat, Jumat, 1 April 2022. Pemantauan hilal tersebut guna menentukan awal Ramadhan 1443 Hijriah. Sementara untuk hasil Sidang Isbat penentuan awal Ramadhan akan diumumkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Muhammadiyah Usul Meniadakan Sidang Isbat Awal Ramadan, Ini Tanggapan Peneliti BRIN

Sidang isbat menjadi forum musyawarah para pihak, seperti pakar, ulama, dan ormas untuk membahas hisab dan rukyat.