Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Soal Virus Corona: Kita Akan Melalui Fase Panik

image-gnews
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat memeriksa pasien terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, Cina, 16 Februari 2020. Korban meninggal akibat infeksi virus Corona bertambah menjadi menjadi 1.873 orang. China Daily via REUTERS
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat memeriksa pasien terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, Cina, 16 Februari 2020. Korban meninggal akibat infeksi virus Corona bertambah menjadi menjadi 1.873 orang. China Daily via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, negara-negara di dunia sedang berupaya menghentikan penyebaran virus corona COVID-19 dengan mencari penawarnya. Untuk sementara mereka mengandalkan langkah seperti karantina dan isolasi dan berharap cukup untuk mengalahkan wabah yang sudah menewaskan 1.875 orang  itu, mayoritas dari Cina daratan.

Namun, mengutip laman The Verge baru-baru ini, jika langkah itu tidak berhasil, virus mungkin beralih dari penyebab wabah epidemi sementara menjadi penyebab penyakit sirkulasi baru. Karena tergolong baru, para ilmuwan masih mempelajari tingkat keparahan virus ini, dan implikasi dari peralihan itu masih kabur.

Perkembangan ini akan didorong oleh toleransi sosial dan politik untuk penyakit baru serta biologinya. "Kita akan melalui fase panik," kata Graham Medley, direktur Pusat Pemodelan Matematika Penyakit Infeksi di London School of Hygiene dan Tropical Medicine. "Pemerintah tidak tahu harus berbuat apa, orang tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Ketika kita memahami risikonya, reaksi akan berubah."

Saat ini, Cina sedang menghadapi epidemik virus corona: penyebaran penyakit yang cepat mempengaruhi sekelompok besar orang dalam waktu singkat. Hingga Rabu, pagi, 19 Februari 2020, virus yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, itu dikonfirmasi telah menginfeksi 73.451 orang di setidaknya 29 negara di seluruh dunia.

Jika epidemi terus menyebar secara dramatis ke negara lain, itu bisa menjadi pandemi, bahkan beberapa ahli mengatakan sudah demikian. Jika intervensi masih tidak menghentikan penyebaran virus, itu bisa berubah dari epidemik atau pandemik dan menjadi endemik.

Tidak ada definisi tunggal dari apa yang dianggap sebagai penyakit endemik. Bagi ahli epidemiologi, penyakit menjadi endemik ketika penyakit itu terus-menerus, dapat diprediksi ada pada populasi manusia. Menurut Medley, politisi mungkin menyebut penyakit endemik ketika sudah cukup dipahami sehingga berhenti jadi ancaman yang tidak diketahui bagi pemerintah.

"Bagi kebanyakan orang, perbedaan antara penyakit epidemi dan endemik adalah bahwa risikonya tidak diketahui untuk penyakit epidemi. Orang takut tertular virus corona ini karena mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan," ujar Medley. "Definisi itu benar-benar didasarkan pada bagaimana risiko dirasakan oleh individu dan pemerintah."

Contohnya influenza, yang secara teknis menyebabkan wabah epidemi setiap tahun, tapi tidak memicu jenis mobilisasi kesehatan masyarakat yang sama seperti pada virua corona. Setiap kali memiliki epidemi baru, Medley mencatat, orang membandingkannya dengan flu dan mengatakan bahwa flu itu menginfeksi dan membunuh lebih banyak orang.

Saat influenza menyerang, pemerintah tidak memiliki respons semacam virus corona. Medley meminta menghentikan semua pemberitaan itu. Meskipun untuk flu pejabat kesehatan mengetahui risikonya dan dapat memprediksi polanya, serta fokus pada mitigasi dampaknya melalui pendidikan dan vaksin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang-orang jauh lebih nyaman dengan sesuatu yang dipahami dengan baik dan dapat diprediksi, kata Erin Sorrell, asisten profesor penelitian di departemen mikrobiologi dan imunologi di Universitas Georgetown. "Orang-orang mentolerir risiko terkena flu musiman," katanya. "Kami membandingkan toleransi risiko terhadap sesuatu yang baru dan tidak dipahami dengan baik, versus sesuatu yang kami lihat tahun demi tahun."

Pakar kesehatan masyarakat masih belum tahu seberapa berbahayanya virus corona baru itu, dan respons mereka meningkat karena ketidakpastian itu. Selain itu, karena virusnya baru, masih ada peluang untuk menghentikan penyebarannya ke seluruh populasi.

Itulah yang terjadi dengan SARS, pada tahun 2004. Secara keseluruhan, penyakit endemik - meskipun tampak kurang menakutkan dan datang dengan lebih sedikit ketidakpastian - menyebabkan lebih banyak penyakit dan kematian daripada wabah epidemi seperti SARS. Tapi jauh lebih sulit untuk dihentikan.

"Alasan kami bereaksi sangat agresif terhadap penyakit baru adalah karena kami memiliki kesempatan untuk menahan penularan ke sumber wabah, dan mencegahnya menjadi lebih besar," kata Sorrell.

Para ahli di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa belum terlambat untuk menghentikan penyebaran virus corona baru. Namun, spesialis penyakit menular lainnya tidak begitu yakin. Allison McGeer, spesialis penyakit menular yang berbasis di Toronto, misalnya.

"Semakin kita mempelajarinya, semakin besar kemungkinannya bahwa penularan tidak akan dapat dikendalikan dengan tindakan kesehatan masyarakat," kata McGeer kepada Stat News.

Sementara itu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sedang bersiap menghadapi sirkulasi virus yang lebih luas di seluruh dunia dan di AS, demikian disampaikan Nancy Messonnier, direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernafasan Nasional. "Kami yakin kami memiliki jendela peluang sekarang untuk mempersiapkan jika ada penyebaran lebih luas di luar Cina, dan penyebaran lebih luas di AS," katanya.

THE VERGE | STAT NEWS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

1 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

2 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

8 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

9 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

11 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

12 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

12 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

12 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.


Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

13 hari lalu

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual


Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

14 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu jadwal keberangkatan kereta dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 5 April 2024. Sebanyak 17.994 orang meninggalkan Kota Jakarta melalui Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, untuk mudik ke kampung halaman ke berbagai daerah pada H-5 Lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.