TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian baru menemukan kemampuan yang lebih tinggi dari seseorang untuk bisa menularkan infeksi virus corona ke orang lain. Hingga Rabu malam, 19 Februari 2020, virus yang dinamakan COVID-19 itu telah menyebabkan 2.012 orang meninggal dam menginfeksi lebih dari 75 ribu lainnya.
Sekarang, tinjauan terhadap studi yang ada mencoba menjawab pertanyaan penting untuk mengendalikan epidemi: Seberapa cepat virus ini menyebar? Untuk menemukan jawabannya, tim peneliti memeriksa beberapa hasil studi ilmiah tentang virus corona baru itu dan menerbitkan hasilnya dalam Journal of Travel Medicine.
Penelitian itu ditulis oleh Joacim Rocklov, seorang profesor bidang kesehatan di Universitas Umea, Swedia. Dia menjelaskan tentang jumlah rata-rata infeksi baru karena orang yang sudah terinfeksi sebelumnya dalam sebuah populasi yang sebelumnya tidak terpapar virus corona COVID-19.
Nilai reproduksi dasar atau R0 lebih besar dari satu menunjukkan jumlah orang terinfeksi cenderung tumbuh. Sedangkan R0 kurang dari satu menunjukkan penularan virus kemungkinan akan mati. "Jumlah reproduksi dasar adalah konsep sentral dalam epidemiologi penyakit menular, yang menunjukkan risiko agen infeksi terhadap penyebaran epidemi," tulis makalah itu, seperti dikutip Medical News Today.
Jadi, para peneliti mengakses beberapa studi yang memenuhi syarat yang berhubungan dengan R0 dasar dari basisdata di jurnal PubMed, bioRxiv, dan Google Scholar. Studi-studi itu muncul antara 1 Januari hingga 7 Februari 2020. Rocklov dan tim mengumpulkan seluruhnya 12 studi.
Studi yang mereka pilih memperkirakan R0 dasar untuk COVID-19 di Cina dan luar negeri. Estimasi ini berkisar antara 1,40 hingga 6,49 dan memiliki rata-rata 3,28 dan median 2,79. Kedua angka itu secara signifikan lebih tinggi daripada angka keluaran WHO, yaitu 1,4-2,5.
Para penulis menjelaskan bahwa studi awal melaporkan nilai R0 yang lebih rendah, kemudian naik-turun sebelum kembali ke perkiraan awal. Peneliti mencatat, metode estimasi yang digunakan studi berperan dalam perbedaan ini.
"Studi yang menggunakan metode stokastik dan statistik untuk memperoleh R0 memberikan perkiraan yang cukup sebanding. Namun, studi yang menggunakan metode matematika menghasilkan estimasi yang rata-rata lebih tinggi," tertulis dalam penelitian.
Bahkan COVID-19 menyebar lebih cepat daripada SARS. "Ulasan kami menunjukkan bahwa virus corona setidaknya sama menularnya dengan virus SARS. Dan mengatakan banyak hal tentang keseriusan situasinya," komentar Rocklov. "Menyebar ke tingkat yang signifikan lebih tinggi daripada SARS."
Dalam makalah mereka, para ilmuwan mengakui, bagaimanapun, bahwa karena serangan virus yang singkat dan data yang tidak mencukupi, perkiraan saat ini untuk R0 dasar dapat menjadi bias. Namun, karena semakin banyak data yang terakumulasi, kesalahan estimasi dapat diperkirakan menurun, dan gambaran yang lebih jelas akan terbentuk.
"Berdasarkan pertimbangan ini, R0 untuk 2019-nCoV diperkirakan sekitar 2–3, yang secara luas konsisten dengan perkiraan WHO."
MEDICAL NEWS TODAY | JOURNAL TRAVEL MEDICINE