TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan melaporkan 31 kasus baru virus corona COVID-19 pada hari Kamis, 20 Februari 2020, sehingga jumlah total infeksi di negara itu menjadi 82, dengan sebagian besar kasus baru berpusat di kota tenggara Daegu.
Peningkatan jumlah orang yang terinfeksi minggu ini -- meningkatkan total infeksi di negara ini lebih dari 50 -- terjadi ketika otoritas kesehatan menyatakan bahwa virus tersebut telah mulai menyebar secara lokal.
Baca Juga:
"Pada tahap ini, (pemerintah) menilai bahwa COVID-19 menyebar secara lokal dengan ruang lingkup terbatas," ujar Wakil Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Kim Kang-lip kepada wartawan sebagaimana dikutip Korea Herald. “Pemerintah telah menyesuaikan karantina dan pencegahan untuk mengatasi penularan lokal.”
Otoritas kesehatan akan mengerahkan 24 dokter tambahan ke Daegu dan memperluas jumlah pusat pendeteksi virus menjadi 22 di kota itu. Namun, pihak berwenang menetapkan tingkat siaga virus di "kuning", tertinggi ketiga.
Dari 31 kasus baru, 30 terjadi di Daegu, 300 kilometer tenggara Seoul, dan berdekatan dengan Provinsi Gyeongsang Utara. "Pasien lainnya dilaporkan di Seoul," ujar Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) dalam sebuah pernyataan.
Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara adalah rumah bagi sekitar 5 juta orang. Dari 30 kasus baru di Daegu, 23 pasien diyakini terkait dengan seorang wanita Korea Selatan berusia 61 tahun yang dipastikan terinfeksi pada hari Selasa.
Pasien virus ke-31 di negara itu diduga telah menginfeksi sekitar 40 orang saat dia menghadiri kebaktian gereja di Daegu sebelum dites positif terkena virus.
Sebuah survei epidemiologis sedang dilakukan untuk menentukan apakah pasien ke-31 terkait dengan dua kasus yang dikonfirmasi di rumah sakit di Cheongdo, selatan Daegu. KCDC mengatakan pasien itu mengunjungi Cheongdo awal bulan ini.
Direktur KCDC Jung Eun-kyeong menyerukan orang-orang yang mengunjungi gereja Daegu dan Rumah Sakit Daenam di Cheongdo untuk tinggal di dalam rumah atau melapor ke otoritas kesehatan jika mereka menunjukkan gejala.
Jumlah pasien virus corona yang menerima terapi oksigen meningkat menjadi empat dari satu pasien pada hari Kamis. Sebagian besar kasus baru tidak memiliki kaitan yang jelas dengan perjalanan ke Cina, tempat virus itu berasal, atau negara-negara Asia Tenggara.
Kemungkinan “super spreader” virus corona di Korea Selatan dirawat di rumah sakit Daegu mulai 7 Februari hingga Senin lalu. KCDC mengatakan bahwa pasien telah melakukan kontak dengan 166 orang, yang kini telah ditempatkan di karantina.
Gereja Shincheonji Yesus di Daegu, tempat pasien ke-31 menghadiri ibadah, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tempat ibadah itu telah ditutup setelah sekitar 10 anggota dinyatakan positif terkena virus.
Laporan media setempat mengatakan sekitar 1.000 anggota menghadiri ibadah bersama pasien ke-31. KCDC mengatakan 1.001 anggota gereja diminta untuk mengisolasi diri untuk menahan penyebaran virus itu.
Otoritas kesehatan masyarakat mengatakan sebelumnya masih belum jelas bagaimana pasien ke-31 tertular virus karena dia tidak melakukan kontak dengan pasien lain yang dikonfirmasi atau telah ke luar negeri baru-baru ini.
Jumlah orang yang diperiksa untuk virus dan karantina mencapai 1.633 pada Kamis pagi, naik dari 1.030 pada hari sebelumnya. Korea Selatan telah melakukan skrining 12.161 orang untuk COVID-19 sejak 3 Januari, dengan 10.446 tes negatif dan 16 pasien telah dikeluarkan dari karantina setelah menjalani pemulihan penuh.
Korea Selatan juga mulai memeriksa mereka yang menunjukkan gejala mencurigakan virus corona saat negara itu bergulat dengan infeksi baru tanpa kaitan ke kasus yang ada atau perjalanan ke luar negeri.
Langkah itu memperluas skrining ke lebih banyak orang dan membuatnya lebih mudah untuk mendeteksi dan mengisolasi kasus COVID-19. Di bawah aturan baru, dokter di garis depan akan diizinkan untuk secara aktif melakukan tes virus corona jika mereka berpikir seseorang mungkin telah terjangkit penyakit tersebut.
Korea Selatan memiliki kapasitas untuk melakukan 5.000 uji virus corona sehari, tetapi angkanya akan meningkat menjadi 10.000 pada akhir bulan. Selain itu, negara itu berencana untuk memeriksa mereka yang menderita pneumonia karena sebab yang tidak diketahui.
KOREA HERALD | YONHAP