Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Nebivolol Bisa Jadi Obat Hipertensi Orang Asia

image-gnews
(Dari kiri) Erwinanto dari Perhimpunan Hipertensi Indonesia, Reinhard Ehrenberger Presiden Direktur Menarini Indonesia, dan Profesor and Chief of Cardiology Jinho Shin, dari Division of Cardiology, Department of Internal Medicine, Hanyang University Seoul Hospital menjelaskan studi baru mengenai obat penyakit hipertensi melalui video conference di Jakarta Pusat, Senin, 24 Februari 2020. TEMPO/Khory
(Dari kiri) Erwinanto dari Perhimpunan Hipertensi Indonesia, Reinhard Ehrenberger Presiden Direktur Menarini Indonesia, dan Profesor and Chief of Cardiology Jinho Shin, dari Division of Cardiology, Department of Internal Medicine, Hanyang University Seoul Hospital menjelaskan studi baru mengenai obat penyakit hipertensi melalui video conference di Jakarta Pusat, Senin, 24 Februari 2020. TEMPO/Khory
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Profesor dan Kepala Kardiologi Jinho Shin dari Division of Cardiology, Department of Internal Medicine, Hanyang University Seoul Hospital, menerbitkan studi baru mengenai penggunaan obat nebivolol untuk pasien hipertensi di Asia. Penelitian ingin melihat apakah obat nebivolol mempunyai kemampuan pengobatan yang sama dengan orang Eropa.

Shin yang juga penulis utama penelitian yang disebut BENEFIT (Benefit after 24 weeks of Nebivolol Administration for Essential Hypertension Patients with Various Comorbidities and Treatment Environments in Korea) menerangkan bahwa hasilnya cukup baik.

"Penelitian kami menunjukkan efektivitas nebivolol dalam mengontrol tekanan darah terlepas dari usia, jenis kelamin dan indeks masa tumbuh awal pasien," ujar dia melalui video conference di Jakarta Pusat, Senin, 24 Februari 2020.

Penelitian observasional ini dilakukan secara terbuka, tanpa pembanding, kontrol, prospektif dan tunggal di 66 klinik maupun rumah sakit di Korea Selatan mulai pada 1 Juli 2015 hingga 23 Maret 2017. Penelitian dilakukan sesuai dengan prinsip etis yang merujuk pada Deklarasi Helsinki.

Semua pasien yang diobservasi juga telah memberikan persetujuan tertulis sebelum menjalani prosedur apapun dalam penelitian ini. Dari total 3.250 data pasien yang dikumpulkan, 3.011 dari mereka telah menjadi sampel sampai dengan penelitian ini selesai.

Menurut Shin, efektivitas nebivolol terlihat pada pasien baru, juga pada pasien rawat inap yang mengonsumsi nebivol sebagai pengobatan tambahan ke dalam pengobatan antihipertensi yang sudah ada sebelumnya.

Efek paling besar terlihat saat nebivolol diberikan sebagai pengobatan tunggal kepada pasien baru dan sebagai obat tambahan untuk pengobatan antihipertensi, yang meliputi penghambat renin-angiotensin system (RAS Blocker), penghambat kanal kalsium (calcium channel blocker--CCB), serta kombinasi antara RAS Blocker, CCB dan diuretik dalam menurunkan tekanan darah.

"Kami mengevaluasi efektivitas dan keamanan nebivolol pada pasien hipertensi di Asia sesuai kondisi praktik dokter sehari-hari pada observasi 12 minggu dan 24 minggu," tutur Shin.

Stroke, penyakit jantung dan ginjal memiliki faktor risiko yang sama--tekanan darah tinggi. Di dunia, satu dari empat orang dewasa memiliki hipertensi, dan jumlah penderita hipertensi di Asia Pasifik mencapai 65 persen dari populasi dan penuaan, serta pengaruh gaya hidup yang tidak sehat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

WHO memperkirakan di Indonesia, persentase jumlah orang dewasa yang memiliki peningkatan tekanan darah meningkat dari 8 persen pada 1995 menjadi 32 persen pada 2008. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 memperlihatkan prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1 persen yang mengindikasikan adanya peningkatan penyakit kronis.

Sementara, menurut Erwinanto dari Perhimpunan Hipertensi Indonesia, penanganan hipertensi mengharuskan pasien menjalani pengobatan yang direkomendasikan, dan ini pada akhirnya akan bergantung pada efektivitas dan tolerabilitas obat yang digunakan.

"Meski nebivolol sudah terbukti efektif untuk penanganan pasien hipertensi, penelitian BENEFIT menunjukkan hasil yang sama efektifnya sebagai penelitian yang pertama kalinya dilakukan pada pasien Asia dalam jumlah besar," ujar Erwin.

Selain itu, Erwin mengatakan, dibandingkan dengan penghambat beta (beta-blocker) generasi sebelumnya, nebivolol memiliki efek samping yang lebih baik, termasuk efek yang tidak diharapkan terkait fungsi seksual. Kedua sifat ini, yaitu tingkat efektivitas dan tolerabilitas, berperan penting agar pasien benar-benar mau mematuhi penanganan hipertensi yang dianjurkan.

"Penelitian ini dirilis pada waktu yang tepat untuk membantu para dokter menangani pasien hipertensi di Indonesia," tutur Erwin. "Hasilnya baik dan ada prasangka bahwa sebuah obat antihipertensi itu menurunkan tekanan darah orang-orang Asia, jadi tidak ada alasan jika obat itu tidak berhasil di Indonesia. Ini menurunkan efek samping."

Reinhard Ehrenberger, Presiden Direktur Menarini Indonesia menambahkan, lembaganya berkomitmen melayani kebutuhan pasien di Asia yang masih belum terpenuhi saat ini dan di masa depan. "Komitmen ini mencakup identifikasi dan pengembangan solusi inovatif terkait kesehatan, sambil terus mendukung penelitian baru," kata dia.

Dengan berbagi hasil penelitian BENEFIT ini kepada masyarakat luas, Reinhard berharap bisa membantu para dokter di Indonesia dalam melayani pasien dengan memberikan mereka akses terhadap riset dan pengetahuan terbaru. "Penelitian ini juga sejalan dengan panduan hipertensi ESC/ESH 2018 yang merekomendasikan penghambat beta dalam penanganan hipertensi."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

7 jam lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.


Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

1 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

1 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

4 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

6 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

Penerbit menyebut laporan penelitian situs Gunung Padang yang dibuat Danny Hilman dkk mengandung kekeliruan besar, terkait penanggalan karbon.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

9 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

10 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Tips Ginjal Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Tinggi Garam

13 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Tips Ginjal Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Tinggi Garam

Ada beberapa cara penting untuk mencegah penyakit ginjal sejak dini. Salah satu yang utama adalah dengan hindari konssumsi makanan tinggi natrium.


Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

14 hari lalu

Ilustrasi ginjal. thestatesman.com
Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

Sebagian besar orang dengan penyakit ginjal tidak merasakan gejala pada tahap awal dan baru menyadarinya setelah masuk tahap lanjut.


Indonesia Dilaporkan Ekspor 1.400 Monyet Hasil Tangkapan Liar ke Amerika pada 2023

17 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Indonesia Dilaporkan Ekspor 1.400 Monyet Hasil Tangkapan Liar ke Amerika pada 2023

1.402 monyet ekor panjang yang ditangkap dari alam liar di Indonesia diimpor oleh industri penelitian dan pengujian AS selama tahun 2023.