TEMPO.CO, Jakarta - Anjing peliharaan pasien virus corona di Hong Kong diketahui memiliki tingkat yang rendah dari virus tersebut, kata pemerintah, sebagaimana dilaporkan Market Watch, Jumat, 28 Februari 2020.
Departemen pertanian, perikanan dan konservasi (AFCD) Hong Kong mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mengkarantina anjing peliharaan itu untuk standar 14 hari setelah sampel hidung dan mulutnya diuji "positif lemah" untuk virus corona, tetapi menambahkan bahwa mereka belum memiliki bukti bahwa itu dapat ditularkan ke hewan peliharaan.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa hewan seperti kucing dan anjing telah terinfeksi atau dapat menyebarkan virus yang menyebabkan penyakit COVID-19 itu.
Pihak berwenang Hong Kong mengatakan anjing itu tidak memiliki gejala yang relevan. AFCD akan mengumpulkan sampel lebih lanjut untuk menguji apakah anjing itu benar-benar telah terinfeksi virus, atau jika ini adalah akibat dari kontaminasi lingkungan pada mulut dan hidung anjing.
Jika terkonfirmasi, itu akan menjadi kasus pertama dari hewan peliharaan yang terinfeksi virus. Ada 82.550 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan setidaknya 2.810 kematian. 33.252 orang, terutama di Provinsi Hubei Cina, telah pulih, menurut penghitungan yang diterbitkan pada hari Kamis oleh Johns Hopkins Whiting School of Engineering’s Centers for Systems Science and Engineering.
MARKET WATCH