TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, memeriksa total 155 spesimen virus corona COVID-19 hingga hari ini Selasa, 3 Maret 2020. Dari jumlah itu, diyakinkan hanya dua yang positif yang telah diketahui berasal dari dua warga Kota Depok, Jawa Barat.
"Ini data akumulatif. Masih ada dua yang belum selesai diperiksa karena spesimen baru masuk dan lainnya negatif," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa. Yurianto sekaligus ditunjuk sebagai juru bicara untuk penanganan infeksi virus corona COVID-19 di Indonesia per hari ini.
Sebelumnya, pada Senin, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan dua orang warga negara Indonesia yang positif terinfeksi virus corona adalah seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun di Depok. Keduanya kini menjalani perawatan di RS Penyakit Infeksi Sulianti Suroso sejak 1 Maret 2020.
Yurianto menjelaskan, seluruh spesimen itu diambil atau berasal dari 44 rumah sakit di 23 provinsi. Dia mengaku kalau kementerian kesehatan telah menjalankan mekanisme kewaspadaan terhadap semua orang yang masuk ke Indonesia dari negara yang sebelumnya sudah terkonfirmasi memiliki transmisi COVID-19 antar manusia. Orang-orang tersebut dipantau terus-menerus dan diikuti pergerakannya.
"Dan dari data ini manakala ada yang sakit dengan gejala mengarah ke influenza berat, maka kelompok ini yang kita masukkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP). PDP ini lah yang kemudian kita periksa spesimennya," kata Yuri.
Jumlah itu di luar pemeriksaan yang dilakukan terhadap 188 warga Indonesia kru kapal pesiar World Dream yang seluruh spesimen dinyatakan negatif COVID-19. Mereka saat ini sedang diobservasi di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, dengan pemantauan disebutkan dilakukan setiap 12 jam.
"Tidak ada yang suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat. Semua berada di bawah dan rata-rata 36 derajat," ujar Yuri sambil menambahkan, ke-188 awak kapal tersebut juga tidak ada yang mengeluhkan demam, batuk, ataupun sesak napas.
Sebagian spesimen dari 68 orang WNI yang berasal dari kapal pesiar Diamond Princess juga masih diproses. Sebanyak 60 di antaranya, kata Yuri, sudah dipastikan negatif. "Sisanya siang ini mestinya selesai."
Ia berharap seluruhnya nanti akan negatif meskipun kapal Diamond Princess memiliki tingkat kerawanan tinggi karena pernah menjadi episentrum COVID-19. Intensitas kasus positif di kapal itu hampir 20 persen, jauh lebih tinggi dari Kota Wuhan yang sekitar 5 persen.
"Kerawanan kapal ini dalam ruang terbatas, kompartemen tertutup, dan memiliki potensi penularan human to human yang sangat kuat karena kita tahu juga ruangan kapal itu sempit sehingga keseluruhan mungkin kontak dekat," kata Yuri menjelaskan.