TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah analisis yang dilakukan kelompok riset Citizen Lab menemukan aplikasi pesan paling populer di Cina, WeChat, telah menyensor kata kunci virus corona sejak 1 Januari 2020.
Kelompok itu menuliskan percakapan obrolan kelompok dan mengirimkannya ke tiga akun WeChat yang diuji, dua di Kanada dan satu di Cina.
Mengutip laman The Verge, Selasa, 3 Februari 2020, percakapan obrolan terdiri dari tajuk artikel dan teks. Kelompok yang berafiliasi dengan University of Toronto itu mengirim obrolan dari salah satu akun WeChat Kanada ke akun Cina, dan mengamati pesan mana yang didapat akun Cina.
Ternyata 132 kombinasi kata kunci disensor pada bulan Januari, tapi angka itu naik menjadi 516 kata kunci pada minggu kedua Februari.
Selain itu, platform live streaming Cina populer YY juga menyensor konten virus corona. Pada YY, yang mirip dengan Twitch atau Mixer, 45 kata kunci ditambahkan ke daftar hitam pada tanggal 31 Desember 2019, lima dari kata kunci tersebut dihapus pada 10 Februari, dan ditemukan Citizen Lab.
Daftar hitam YY ada di aplikasi itu sendiri, tidak seperti WeChat, yang menggunakan server jarak jauh untuk penyensoran. Pejabat kesehatan masyarakat dari Cina pertama kali memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang virus tersebut pada akhir Desember.
Sensor telah berlangsung sejak setidaknya 1 Januari, dan terus berlanjut melalui bagian paling intens dari wabah. WeChat memiliki basis pengguna aktif bulanan lebih dari satu miliar orang, artinya banyak pengguna mungkin telah melewatkan informasi penting tentang virus corona, serta cara mencegah penyebarannya.
Kata kunci yang disensor termasuk informasi faktual tentang penyakit ini, referensi kebijakan epidemi pemerintah, dan nama Li Wenliang, seorang dokter yang berada di antara yang paling awal memperingatkan penduduk tentang penyakit tersebut. Li tertular saat merawat pasien virus corona dan meninggal pada 7 Februari. Kisahnya menimbulkan kemarahan publik terhadap penanganan pemerintah terhadap virus corona.
Tidak jelas mengapa kedua perusahaan memutuskan untuk menyensor kata kunci tentang virus corona, meskipun mungkin mereka diperintahkan oleh pemerintah Cina. WeChat memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Cina, dan pemerintah telah menggunakan WeChat dan Twitter untuk melacak orang yang berbagi informasi negatif virus itu.
"Sensor ini sangat merusak karena WeChat adalah bagian penting dari kehidupan banyak orang Cina," ujar David Jacobson, profesor strategi bisnis global di CU School of Business SMU dan seorang profesor tamu di Universitas Tsinghua di Beijing.
THE VERGE | BUZZFEED NEWS