TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah jurnal ilmiah yang cukup terkemuka mencabut kembali makalah penelitian yang pernah dimuatnya pada tahun lalu. Makalah penelitian itu mengklaim bahwa perubahan iklim terjadi karena siklus Matahari dan bukan oleh aktivitas manusia.
Pada tahun lalu, Scientific Reports mengundang banyak kritik karena memuat makalah yang menurut para ahli lain telah membuat kesalahan mendasar tentang bagaimana Bumi bergerak mengelilingi Matahari.
Jurnal yang diterbitkan Nature Research itu kemudian secara resmi telah menarik makalah tersebut lewat ulasan para ahli dari universitas-universitas DI Inggris dan sebuah institusi di Azerbaijan.
Hasil studi yang sudah ditarik lagi itu berargumen kalau kenaikan suhu rata-rata global sebesar satu derajat Celsius sejak era pra industri tidak disebabkan emisi gas rumah kaca manusia. Tapi, karena jarak antara Bumi dan Matahari yang terus berubah mengikuti pergerakan Matahari mengorbit barycentre.
Barycentre adalah pusat massa tata surya. Dalam pernyataannya yang terbaru, 4 Maret 2020, Scientific Reports menyebut argumen itu tidak akurat
Menurut ulasan yang digunakan jurnal untuk mencabut artikel tersebut, perubahan jarak Matahari-Bumi sepanjang beberapa abad belakangan pada kenyataannya lebih kecil daripada yang ditemukan tim peneliti penyusun makalah itu.
"Kesalahan kalkulasi yang sangat mendesar itu menghasilkan sikap ketidakpercayaan pembaca atau editor lain terhadap kesimpulan yang diajukan di bagian lain makalah itu."
Ken Rice dari Universitas Edinburgh, Inggris, mengatakan bahwa sebuah publikasi makalah ilmiah bisa ditarik lagi hanya dalam situasi yang ekstrem. Kesalahan kalkulasi yang mendasar dianggap termasuk di dalamnya.
"Dinamika orbital tata surya sudah sangat dipahami dengan baik, dan tidak akan butuh banyak upaya bagi penulis untuk memeriksa apakah klaim mereka tentang pentingnya gerakan Matahari di sekitar tata surya memang benar," katanya.
Valentina Zharkova dari University of Northumbria, salah satu penulis makalah itu, mengatakan pencabutan makalah tidak adil. "Dan koreksi yang dilakukan pun minor saja," katanya.
NEWS SCIENCE | SCIENTIFIC REPORT