Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pohon Zaitun Tertua di Dunia Ini, Jadi Saksi Perkembangan 3 Agama

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Salah Abu Ali pemilik pohon zaitun atau pohon Al Badawi tertua di dunia. Foto: Jason Ruffin/Atlas Obscura
Salah Abu Ali pemilik pohon zaitun atau pohon Al Badawi tertua di dunia. Foto: Jason Ruffin/Atlas Obscura
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPohon Al Badawi di Desa Al Walaja adalah salah satu dari segelintir pohon zaitun di Mediterania timur yang berusia lebih dari 2.000 tahun. Mungkin sulit untuk memastikan umur pohon itu.

Dinukil dari Atlas Obscura, pada 2010, dua tim: satu dari Italia dan satu lagi dari Jepang, meneliti tanggal karbon pada pohon Al-Badawi. Usianya, ternyata jauh lebih tua pada kisaran 3.000 hingga 5.500 tahun.

Terlepas dari itu, pohon itu memiliki makna agama, sejarah, dan budaya bagi penduduk desa, wisatawan mancanegara kerap mengunjungi Pohon Al Badawi, “Mereka yang tahu sejarah pohon ini, datanglah,” kata Salah Abu Ali pemilik kebun pohon zaitun, tempat pohon Al Badawi.

Pohon zaitu di desanya itu, dinamai Al Badawi menurut Ali, karena dulunya pohon itu menjadi tempat ziarah bagi para sufi. Salah satu sufi yang beristirahat di bawah pohon zaitun tua itu adalah Sheik Ahmad al-Badawi, seorang sufi Mesir.

Ia menghabiskan banyak waktunya di bawah rindangnya pohon zaitun. Pohon zaitun juga berulang kali disebutkan dalam Alkitab dan Alquran, dan cabang-cabangnya telah menjadi simbol perdamaian universal.

Namun pohon zaitun Al Walaja telah menjadi sesuatu yang lain bagi warga Desa Al Walaja. Pohon itu tak sekadar meneguhkan kebenaran ayat-ayat dalam Taurat, Injil, dan Alquran, tapi menjadi  simbol perlawanan.

Dikutip dari The Guardian, Desa Al Walaja memang merasakan langsung getirnya pendudukan Israel. Sebagian besar penduduk desa terpaksa mengungsi dari rumah mereka di tengah pertempuran sengit selama perang Arab-Israel 1948.

Warga desa mengungsi di sekitar pohon itu, dan dari ketinggian bukit di perkebunan zaitun, mereka menyaksikan tentara Israel berlatih perang di dasar bukit. Setelah Perang Arab-Israel berhenti, Desa Al Walaja telah kehilangan 70 persen wilayahnya.

Desa Al Walaja yang dikitari tembok pemisah yang dibangun Israel. Foto: Quique Kierszenbaum/The Guardian

Kota itu semakin terkikis setelah Israel merebut Tepi Barat selama Perang Enam Hari pada tahun 1967. Israel kemudian memperluas Kota Yerusalem, menganeksasi sekitar setengah dari wilayah desa yang tersisa.

Kala Israel membangun tembok pemisah, Desa Al Walaja kembali terancam terbagi dua. Namun warga memenangkan pertempuran di pengadilan, dan tembok pemisah pun akhirnya memutari pinggiran desa. Dinding itu sekarang berdiri tepat di bawah kebun keluarga Ali, memisahkan desa baru dari situs lama, tepat di seberang lembah sempit.

Meskipun menang di pengadilan, puluhan rumah telah dibuldoser untuk memberi jalan bagi Kota Yerusalem. Al Walaja masih terisolasi, dikelilingi oleh dinding pemisah Israel dan tidak lagi dapat mengakses lahan pertanian dan mata air.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kini tak banyak yang dilakukan oleh Ali dan keluarganya dalam bertani. Kegiatan utamanya kini merawat pohon Al Badawi, yang berada dalam kebun keluarganya. Putra-putranya membantu, dan sering tidur di bawah pohon. Ia jadi teringat, pada masa kanak-kanak ia melakukan hal yang sama. Usai membantu ayahnya, ia tertidur di bawah pohon Al Badawi.

Otoritas Palestina sekarang membayar sejumlah kecil uang bulanan kepada Ali untuk menjaganya. Otoritas Palestina mengkhawatirkan, para pemukim dan tentara Israel membakar dan menebang pohon-pohon zaitun kuno di bagian lain Tepi Barat. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekitar 45 persen lahan pertanian di Tepi Barat dan Jalur Gaza berisi pohon zaitun, memberikan penghasilan bagi sekitar 100.000 keluarga.

Kebun pohon zaitun selama ribuan tahun menjadi sumber makanan dan minyak bagi warga Palestina. Foto: Jason Ruffin/Atlas Obscura

"Orang-orang Palestina melekat pada pohon zaitun," kata Ali. “Pohon zaitun adalah bagian dari perlawanan kami dan bagian dari agama kami. Dengan pohon zaitun kami hidup, dan tanpanya kami tidak hidup. "

Pohon zaitun memiliki kemampuan untuk bertahan hidup melebihi pohon-pohon lainnya. Ia bisa hidup pada lanskap Levant – wilayah Suriah, Lebanon, Palestina, dan Yordania -- yang berbatu dan terjal. Pohon ini hanya butuh sedikit air dan perawatan. Dan selama berabad-abad, orang-orang telah bergantung pada pohon zaitun untuk makanan dan minyak, bahkan sejak 

8.000 tahun yang lalu. Namun, pohon sebesar Al Badawi membutuhkan perhatian khusus dan lebih banyak air. Suasan kian sulit, karena wilayah itu curah hujan menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Lima tahun terakhir sangat sulit, kata Ali, ketika ia bangun untuk memeriksa selang yang ia gunakan untuk memompa air dari mata air yang dangkal di atas. Pernah satu tahun, pohon itu gundul dan tidak menghasilkan apa-apa.

Tahun lalu, dengan bantuan musim hujan yang sehat, Ali mampu memanen 400 kilogram, atau hampir 900 pon zaitun. “Padahal 20 tahun yang lalu, ada lebih banyak hujan dan menghasilkan 600 kilogram secara teratur,” katanya.

Suasana di Desa Al Walaja yang luasnya kian menyempit karena pendudukan Israel. Foto: Quique Kierszenbaum/The Guardian

Meskipun demikian, Ali yakin pohon itu akan terus hidup. Meskipun tanah tempat pohon zaitun itu berdiri terus diperebutkan, namun orang-orang akan terus merawat pohon zaitun sepanjang Yudaisme, Kristen, dan Islam masih ada. “Jika pohon Al Badawi tidak dirawat oleh keluarganya, tugas itu pasti akan diambil oleh yang lain,” kata Ali.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

4 jam lalu

Kendaraan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir terlibat dalam kecelakaan di Ramle pada 26 April 2024. (Screencapture/X)
Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah


Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

7 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

Demo Mahasiswa Universitas Columbia menuntut pembebasan Palestina, gencatan senjata di Gaza, dan penghentian kerja sama dengan Israel


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

8 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

11 jam lalu

Bayi perempuan Palestina, berhasil diselamatkan dari rahim ibunya Sabreen Al-Sheikh yang terbunuh dalam serangan Israel bersama suaminya Shokri dan putrinya Malak, terbaring di inkubator di rumah sakit Al-Emirati di Rafah di Jalur Gaza selatan 21 April 2024. Bayi tersebut ditempatkan di inkubator di rumah sakit Rafah bersama bayi lainnya. REUTERS/Mohammed Salem
Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

12 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

13 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Penemuan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza telah memicu seruan kepala HAM PBB dan pihak lainnya untuk penyelidikan internasional.


Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

14 jam lalu

Aktivis HAM saat menghadiri acara Koalisi Musisi Untuk Gaza'STOP GENOSIDA PALESTINA' di depan Kedubes AS, Jakarta, Jumat 19 April 2024. Dalam aksinya para Aktivis HAM menuntut gencatan senjata dan kemerdekaan absolut Palestina dari okupansi Israel dan kroninya. TEMPO/Subekti.
Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, Indonesia akan tetap menjalankan diplomasi guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

19 jam lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

1 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

PM Spanyol Pedro Sanchez adalah pendukung utama Palestina. Ia memutuskan untuk cuti sementara usai istrinya dituduh korupsi.


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

1 hari lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.