TEMPO.CO, Jakarta - Ketika industri teknologi dan otomotif bergulat dengan konferensi yang dibatalkan dan gangguan rantai pasokan karena wabah global virus corona, CEO Tesla Elon Musk menimpali di Twitter dengan pendapatnya.
"Kepanikan virus corona itu bodoh," kata taipan teknologi miliarder itu pada Jumat sore, yang memicu perdebatan tentang apakah orang bereaksi berlebihan terhadap penyakit pernapasan yang telah menewaskan lebih dari 3.800 orang, kebanyakan di Cina.
"Itu telah meledak keluar dari proporsi," jawab seorang pengguna Twitter.
"Sangat bodoh untuk panik, tetapi orang-orang harus selalu siap menghadapi pandemi atau bencana alam yang mengharuskan mereka untuk tetap berada di dalam," kata yang lain.
Beberapa pengguna mempertanyakan apakah Musk harus secara terbuka mengungkapkan pendapat tentang masalah kesehatan masyarakat. Yang lain berpendapat bahwa ancaman dikarantina dan tidak bekerja adalah alasan yang cukup untuk panik.
"Saya kira seseorang dengan tipe kekayaan Anda akan menganggapnya bodoh. Kami semua mencari tahu rencana permainan untuk selamat dari skenario terburuk tanpa sumber daya dan uang tanpa batas," tweeted @LoveLaughShowUp.
Lebih dari satu juta orang menyukai tweet CEO Tesla itu, yang muncul setelah beberapa perusahaan di Silicon Valley membatasi rencana perjalanan dan mendesak para pekerja untuk tinggal di rumah ketika virus terus menyebar di AS.
Pada hari Jumat, Apple mendorong karyawannya di Silicon Valley untuk bekerja dari rumah sebagai tindakan pencegahan terhadap corona. Alphabet, Microsoft dan lainnya memiliki strategi yang sama.
Tesla belum mengutarakan bagaimana perusahaan menghadapi dampak wabah itu, namun pabrik mobil Shanghai ditutup sementara pada akhir Januari. Pabrik itu dibuka kembali pada awal Februari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan virus corona sebagai pandemi, meskipun penyakit ini telah dilaporkan di setiap benua. WHO baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa penyakit itu lebih mematikan daripada flu.
USA TODAY | TWITTER