TEMPO.CO, Jakarta - Dua raksasa teknologi Apple dan Google menindak informasi palsu tentang virus corona, COVID-19, dengan menolak aplikasi dan memblokir pencarian yang berkaitan dengan penyakit itu.
App Store dilaporkan menolak aplikasi yang terkait dengan virus yang tidak dikembangkan oleh pemerintah atau pejabat kesehatan.
Pengembang aplikasi mengatakan kepada CNBC bahwa agar diterima Apple, aplikasi dengan informasi tentang medis saat ini perlu diserahkan oleh lembaga yang diakui.
Sementara Google Play memblokir semua pencarian untuk virus itu. "Kami tidak dapat menemukan apa pun untuk pencarian Anda," bunyi laman Google Play ketika mencari virus corona, seperti dikutip laman Daily Mail, baru-baru ini.
Perusahaan itu telah menerbitkan situs web khusus yang disebut 'Coronavirus: Stay Informed' dengan daftar termasuk aplikasi dari Palang Merah, organisasi berita Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) dan Twitter.
Hingga Minggu malam, 8 Maret 2020, virus yang berawal dari Wuhan, Provinsi Hubei Cina itu sudah dikonfirmasi telah menginfeksi 107.758 kasus, dengan korban meninggal 3.658 orang, mayoritas Cina daratan sejak pertama kali diumumkan pada Desember 2019. Dan, total yang sudah disembuhkan sekitar 60.660 orang.
Meskipun internet bekerja tanpa lelah untuk memberikan informasi yang akurat dan terkini, informasi yang tidak akurat juga menyebar cepat, sehingga WHO menyebutnya sebagai 'infodemik'. Namun, raksasa teknologi dunia tampaknya melangkah untuk membantu menekan informasi yang salah tentang virus itu.
Empat pengembang independen mengatakan kepada CNBC bahwa Apple menolak aplikasi mereka, yang akan memungkinkan orang untuk melihat statistik tentang negara mana yang telah mengkonfirmasi kasus COVID-19. Dan tampaknya hanya ada sekitar dua aplikasi yang terkait dengan virus, dengan sisanya menjadi sumber berita.
Selain itu, Google tidak mengambil risiko dan telah sepenuhnya memblokir hasil pencarian untuk virus corona di Google Play. Zachary Shakked, pengembang dan pendiri hashtagexpert, berbagi di Twitter pengalamannya dengan Apple. "Menghabiskan sepanjang hari kemarin membangun aplikasi virus corona hanya untuk mendapatkan penolakan ini," bunyinya dalam sebuah posting.
Di unggahan itu menunjukkan peringatan dari raksasa teknologi tersebut yang berbunyi: "Penjual dan nama perusahaan yang terkait dengan aplikasi Anda tidak mencerminkan lembaga yang diakui, seperti entitas pemerintah, rumah sakit, perusahaan asuransi, organisasi non-pemerintah, atau universitas, yang diperlukan untuk konten aplikasi ini oleh Pedoman 5.2.1 dari Pedoman Peninjauan App Store."
Tindakan keras itu dilakukan ketika perusahaan-perusahaan besar dihadapkan pada serangkaian informasi yang salah terkait dengan wabah virus corona.
Sebelumnya, bulan lalu Amazon melarang lebih dari 1 juta produk untuk dijual pada platformnya setelah ditemukan secara tidak akurat dan mengklaim dapat menyembuhkan atau mempertahankan diri terhadap virus corona. Amazon juga menghapus puluhan ribu penawaran dari pedagang yang katanya berusaha untuk menipu konsumen.
DAILY MAIL | CNBC | REUTERS