TEMPO.CO, Jakarta - Gempa berkekuatan 5 Magnitudo mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, Selasa sore 10 Maret 2020. Getarannya dirasa sangat ringan namun tetap saja menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan.
Informasi yang dibagikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, getaran terkuat yakni getaran sangat ringan (skala V MMI) dirasa di Kecamatan Cikidang, Ciambar, Cidahu, dan Kalapanunggal. Berdasarkan skala MMI, getarannya dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Dalam akun resminya di Twitter, BMKG menyertakan beberapa bingkai foto berisi rumah-rumah yang terdampak gempa itu di Kalapanunggal. Unggahan BMKG dibalas sejumlah akun yang mengabarkan kerusakan bangunan lain di kecamatan yang sama. Terlihat di sana di antaranya bangunan rumah yang dinding ataupun atapnya ambruk.
Peta pusat gempa di Sukabumi pada 10 Maret 2020. Foto: BMKG
"Untuk jumlah pastinya masih dalam pendataan, karena gempa yang terjadi menjelang maghrib ini berdampak ke sejumlah kecamatan khususnya yang berada di wilayah utara Kabupaten Sukabumi," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, seperti dikutip dari Antara.
Gempa sebelumnya diinformasikan bersumber di darat pada kedalaman 10 kilometer, terjadi pada Pukul 17:18:05 WIB. Episentrumnya terletak di lokasi 13 kilometer sebelah timur laut Sukabumi.
Gempa darat juga mengguncang wilayah yang sama pada 5 Februari lalu. Saat itu BMKG mencatat pusat gempa atau episentrum terletak di darat pada koordinat 7,33 LS – 106,63 BT, tepatnya pada jarak 39 kilometer sebelah tenggara Kabupaten Sukabumi. Memiliki kedalaman (hiposentrum) 109 kilometer, gempa digolongkan menengah. Sumbernya: aktivitas Zona Subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyelusup menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.