TEMPO.CO, Sukabumi - Gempa yang mengguncang pada Selasa sore, 10 Maret 2020, tak hanya menyebabkan banyak rumah ambruk. Tapi juga penghuninya luka-luka karena tertimpa bangunan yang ambruk itu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengungkap itu berdasarkan laporan petugas penanggulangan bencana kecamatan. Laporan itu datang di antaranya dari Kampung Sangkali, RT 01/06 Desa Sukatani, Kecamatan Parakansalak.
"Ada warga yang terluka di bagian kepalanya karena tertimpa puing rumah yang ambruk akibat gempa berkekuatan 5,0 M pada pukul 17.17 WIB," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, korban yang mengalami cedera atau terluka saat ini sebagian sudah dibawa ke fasilitas kesehatan untuk diberikan pengobatan. Belum ada laporan korban meninggal akibat gempa yang terjadi menjelang magrib itu.
Petugas di lapangan, kata Sutisna, bersama unsur TNI, Polri serta relawan masih memberi bantuan kepada warga terdampak gempa. Mereka disebutkannya tidak hanya di Kecamatan Parakansalak, tapi juga di Kecamatan Kalapanunggal yang dilaporkan juga terdapat korban luka.
Dampak gempa berkekuatan 5 Magnitudo yang menerjang Kecamatan Kalapanunggal, Sukabumi, Jawa Barat, 10 Maret 2020. Foto: BMKG
"Korban mengalami luka ringan seperti di tangan maupun kaki, ada juga yang di bagian kepalanya," katanya seraya menambahkan belum bisa memastikan berapa jumlah rumah yang rusak dan warga yang terluka secara keseluruhan.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menjelaskan bahwa gempa yang mengguncang Sukabumi san sekitarnya tergolong dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Sempat mengabarkan kekuatan gempa itu 5,0 Magnitudo, BMKG mengoreksinya menjadi 4,9.
Gempa terukur sedalam 10 kilometer. Episentrumnya pada koordinat 6,81 LS dan 106,66 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 23 km arah Timur Laut Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike-Slip Fault)," Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.