TEMPO.CO, Jakarta- Pemerintah kembali mengumumkan delapan kasus baru positif virus corona COVID-19 di Indonesia pada Selasa, 10 Maret 2020. Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga Chairul Anwar Nidom menyarankan agar segera dianalisis atau dikarakterisasi virusnya, jangan hanya sebatas identifikasi saja.
Dengan demikian, katanya, akan ketahuan asal muasal virus dan bagaimana karakternya, termasuk kaji secara mendalam. "Apa ada unsur non-alamiah, atau virus buatan. Kita harus waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan ini," ujarnya saat dihubungi Selasa, 10 Maret 2020.
Menurut Ketua Tim Riset CoV-Formulasi Vaksin Profesor Nidom Foundation (PNF) itu Kementerian Kesehatan jangan hanya sebagai 'tukang catat' atau recorder kasus saja, tapi harus segera menyerahkan kepada pihak rumah sakit.
Kemudian, Nidom berkata, "bersama stakeholder lain, segera tentukan COVID-19 bukan hanya masalah kesehatan, tapi masalah ketahanan dan pertahanan bangsa," kata Nidom.
Selain itu, lulusan dokter hewan Institut Pertanian Bogor itu menyarankan agar segera dibentuk Komisi Nasional Mitigasi Bencana Penyakit. "Untuk merumuskan langkah-langkah strategis dan taktis dalam mengendalikan COVID-19," tutur dia menambahkan.
Hingga saat ini di Indonesia kasus terkonfirmasi positif virus corona berjumlah 27 orang. Nidom juga meminta kepada masyarakat agar tidak panik dan harus tenang. "Masyarakat tetap mengkonsumsi empon-empon minimal sehari tiga kali sehari," ujarnya.