TEMPO.CO, Jakarta - Pentagon pada hari Senin, 9 Maret 2020, memberikan kontrak kepada tiga perusahaan yang akan ditugaskan untuk membangun reaktor nuklir bergerak. Reaktor itu akan memasok energi untuk pasukan Amerika yang ditempatkan di dalam dan luar negeri.
Departemen Pertahanan memilih tiga perusahaan - BWX Technologies dari Virginia; Layanan Pemerintah Westinghouse Washington, DC; dan X-energy dari Maryland - untuk mendesain reaktor nuklir kecil yang dapat dikerahkan untuk pasukan AS di luar negeri.
Tiga perusahaan ini akan bersaing dalam kompetisi desain teknik di mana prototipe akan diluncurkan dalam dua tahun, kata Pentagon, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, 10 Maret 2020.
BWX Technologies akan dibayar US$ 13,5 juta (Rp 194 miliar); Layanan Pemerintah Westinghouse akan menerima US$ 11,9 juta (Rp 171 miliar); dan X-energy akan mendapatkan US$ 14,3 juta (Rp 205 miliar) - semua sebagai bagian dari investasi gabungan US$ 39,7 juta (Rp 570 miliar) di 'Proyek Pele.'
Pentagon ingin memilih prototipe yang dapat menghasilkan kisaran 1-5 megawatt. Jika teknologi ini disempurnakan, itu akan memungkinkan Pentagon untuk memberikan energi kepada tentara di lokasi terpencil tanpa harus menanggung beban menggunakan infrastruktur yang mahal.
“Proyek ini melibatkan pengembangan mikroreaktor nuklir yang aman, mobile, dan maju untuk mendukung berbagai misi Departemen Pertahanan seperti menghasilkan tenaga untuk pangkalan-pangkalan operasi jarak jauh," kata juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Robert Carver.
"Setelah periode pematangan desain dua tahun, salah satu perusahaan yang didanai untuk memulai pekerjaan desain dapat dipilih untuk membangun dan menunjukkan prototipe," tambahnya.
"Keunikan Program Pele terletak pada mobilitas dan keselamatan reaktor," kata Dr. Jeff Waksman, manajer program Project Pele. "Kami akan memanfaatkan mitra industri kami untuk mengembangkan sistem yang dapat dengan aman dan cepat dipindahkan melalui jalan, kereta api, laut atau udara dan untuk pengaturan dan penutupan yang cepat, dengan desain yang secara inheren aman."
Penempatan reaktor nuklir kecil yang bergerak akan memungkinkan unit [militer] untuk membawa pasokan daya bersih yang hampir tidak ada habisnya, memungkinkan ekspansi dan keberlanjutan operasi untuk periode waktu yang lama di mana pun di planet ini.
Tidak semua pihak mendukung rencana ini. "Menempatkan reaktor ini tanpa komandan sepenuhnya memahami konsekuensi radiologis dan mengembangkan rencana respons yang kuat untuk mengatasi akibatnya dapat terbukti menjadi salah perhitungan," ujar Edwin Lyman, kepala Proyek Keselamatan Nuklir di Union of Concerned Scientists, kepada Defense News.
DAILY MAIL