TEMPO.CO, Jakarta - Warga Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, sempat dibuat heboh dengan suara gemuruh yang terdengar pada Selasa malam, 10 Maret 2020. Kala itu baru saja terjadi gempa bumi berkekuatan 5,1 M pada sore harinya--gempa darat terukur terkuat di Jawa Barat selama hampir dua dekade yang menyebabkan sedikitnya 52 rumah rontok ke Bumi.
Camat Cidahu, Erry Erstanto, membenarkan menerima aduan dari warganya mengenai suara gemuruh itu. Warga di lereng Gunung Salak itu merasa tercekam terutama setelah menyaksikan gempa telah membuat puluhan rumah roboh.
Belakangan diketahui gemuruh berasal dari pembuangan di pipa gas milik PT Star Energy. Erry mengaku telah meminta konfirmasi langsung ke perusahaan tersebut. Gas sengaja dibuang untuk distabilkan pasca terjadi gempa. "Suara berasal dari pembuangan gas dari pipa. Jadi masyarakat diharapkan tenang," kata Erry, Rabu pagi 11 Maret 2020.
Erry memaparkan, sebagian besar rumah yang rusak akibat gempa Selasa sore menjelang magrib itu ada di wilayahnya, yakni sebanyak 34 rumah. Mereka tersebar di dua desa, 11 rumah di Desa Girijaya dan 23 rumah di Desa Cidahu. "Kerusakan ringan dan sedang. Dilaporkan tidak ada korban jiwa," ujar Erry.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG telah menyatakan bahwa gempa akibat pergerakan di zona sesar atau patahan Citarik. Dari peta zonasi sumber gempa, lokasinya berada di sebelah barat Sesar Cimandiri.
Zona Sesar Citarik juga berada di sebelah timur zona sumber gempa Kluster Bogor yang pernah aktif memicu rentetan gempa swarm dengan pusat di Kecamatan Nanggung pada Agustus 2019. Gempa pada Selasa sore lalu terukur yang terkuat sepanjang 19 tahun belakangan dari antara gempa yang mengguncang wilayah itu dari darat.