TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Iran merilis aplikasi diagnosis diri dalam upayanya menanggulangi wabah virus corona COVID-19 di negeri itu. Namun, aplikasi itu dihapus oleh Google karena dianggap menyesatkan.
Dikutip dari laman ZDNet, peneliti malware Lukas Stefanko memeriksa aplikasi itu dan menemukannya lebih kepada memata-matai orang. "Aplikasi ini bukan Trojan atau spyware jahat," katanya.
Meskipun aplikasi itu meminta izin, Lukas mengatakan, izin itu tidak sebanding dengan data yang akan diserap dari si pengguna. Bahkan jika dibandingkan dengan aplikasi berbasis kesehatan lainnya. Saat ini, ZDNet menulis, aplikasi itu masih tersedia melalui web resminya.
Kekhawatiran muncul ketika identitas pembuat aplikasi itu terungkap, yaitu Strategi Smart Land. Itu adalah sebuah kelompok yang pernah dituduh membuat aplikasi mengandung spyware, aplikasi yang dilaporkan dibuat untuk pemerintah Iran.
Per hari ini, Jumat, 13 Maret 2020, Iran menyumbang kasus terinfeksi virus corona COVID-19 ketiga terbanyak di dunia, yaitu 10.075 orang. Sementara paling banyak adalah Cina dengan total 80.932 kasus, disusul Italia yang memiliki 12.462 kasus. Secara keseluruhan, virus yang dilaporkan pertama menciptakan epidemi di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina itu, telah menginfeksi 128.343 orang di dunia dan menewaskan 4.720 orang.