Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wabah Virus Corona, Begini Singapura dan Hong Kong Dipuji

Reporter

image-gnews
Petugas memeriksa para penumpang di Bandara Changi, untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang. Foto: Roslan Rahman/AFP via Getty Images
Petugas memeriksa para penumpang di Bandara Changi, untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang. Foto: Roslan Rahman/AFP via Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Per Kamis 12 Maret 2020, jumlah kasus infeksi virus corona baru COVID-19 di Hong Kong dan Singapura terhitung tak lebih dari 200 orang. Padahal keduanya termasuk yang lebih awal terpapar sejak epidemi virus itu dilaporkan terjadi di Cina (daratan) akhir Desember lalu.  

Per hari yang sama, jumlah kasus di Prancis, Jerman, dan Spanyol secara keseluruhan telah mencapai sepuluh kali lipatnya. Italia lebih parah. Tiga pekan lalu hanya ada tiga kasus infeksi COVID-19 di negeri pizza itu, tapi sekarang sudah lebih dari 10 ribu.

Mike Ryan, Ketua Tim Darurat di Badan Kesehatan Dunia (WHO), menyebut perbedaan dramatis antara Hong Kong dan Singapura dengan negara lainnya itu menunjukkan bagaimana setiap pemerintahan negara-negara itu merespons virus corona jenis baru tersebut. "Berharap saja itu bukanlah sebuah strategi karena saat ini kita masih di puncak epidemi," katanya.

Ahli epidemiologi yang berpengalaman di masa krisis wabah SARS, flu burung, hingga Ebola itu menekankan langkah-langkah besar yang telah diambil pemerintahan seperti Cina, Korea Selatan, dan Jepang. Menurut Ryan, wabah virus corona di ketiga negara itu kini relatif terkontrol.

"Ada indikasi yang sangat jelas bahwa pendekatan sistemik oleh pemerintahan yang mengerahkan seluruh taktik dan elemen yang ada bakal bisa mengendalikan penyebaran penyakit ini," katanya.

Ryan menyatakan telah sejak awal menyerukan kepada pemerintahan negara-negara di dunia untuk bersiap sebelum virus penyebab pneumonia akut itu sampai di depan pintu masing-masing--atau segera mengambil langkah begitu mengetahui virus itu sudah tiba. Hong Kong dan Singapura disebut telah mendengarkannya.

Keduanya dipuji karena cepat membangun sistem pemeriksaan sampel dan merawat setiap kasus pasien yang ada di wilayahnya. Hong Kong, misalnya, mengembangkan uji diagnostik dan cepat menyerahkan setiap sampel ke laboratorium di rumah sakit besar. Pada sebuah masa di Februari lalu, Hong Kong bahkan sempat mengkarantina sebanyak 12 ribu warganya.

Sedang Perdana Menteri Singapura juga cepat menyerukan kepada warganya agar tenang dan menjamin setiap perawatan terkait virus corona. Baik Hong Kong maupun Singapura memang masih menemukan kasus-kasus infeksi baru setiap minggunya, tapi mereka dinilai berhasil menghindari ledakan wabah seperti yang terjadi di banyak negara lain.

Petugas kesehatan di luar pintu apartemen Hong Mei House di Cheung Hong Estate, Hong Kong, 11 Februari 2020.[Felix Wong/South China Morning Post]

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ashish Jha, direktur di Harvard Global Helath Institute, Amerika Serikat, juga mengatakan ada negara-negara yang telah sangat agresif dan saat ini berhasil dengan baik menghadapi virus corona. "Tapi ada negara-negara lain yang kelihatannya tidak peduli dan saya kira kini menderita karenanya."

Jha menempatkan Italia dan Iran di kelompok yang kedua. Kedua negara ini dinilainya masih berusaha menyangkal kehadiran infeksi penyakit tersebut di awal-awal kasusnya yang pertama. Dia secara khusus mencontohkan kasus Wakil Menteri Kesehatan Iran. "Dia batuk-batuk dalam siaran televisi sambil bicara virus corona. Tapi sama sekali tidak menganggapnya serius."

Belakangan pejabat yang dimaksud terkonfirmasi positif terinfeksi COVID-19. Sekalipun begitu, ketika beberapa orang sudah jatuh sakit, Jha masih melihat Iran maupun Italia tak cepat melakukan pemeriksaan sampel skala besar. Keduanya dinilai terlalu lamban mencegah kerumunan-kerumunan massa yang memberi jalan penularan virus. Hasilnya, Italia dan Iran kini menjadi negara pemilik kasus infeksi terbesar di luar Cina.

Lalu bagaimana dengan Amerika Serikat? "Respons di negara kami lebih buruk lagi dari kebanyakan negara yang terinfeksi," kata Jha. Dia membandingkannya dengan Vietnam yang disebutnya telah memeriksa lebih banyak orang daripada yang dilakukan di Amerika.

"Tanpa dilakukan pemeriksaan sampel-sampel, Anda tidak akan tahu seberapa jauh penularan yang telah terjadi. Anda tidak bisa mengisolasi orang-orang. Anda tidak bisa melakukan apa-apa," kata Jha lagi.

Hong Kong yang telah melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan sejak Januari lalu hingga kini hanya memiliki 126 kasus terkonfirmasi. Sedang Amerika Serikat pada hari yang sama melaporkan jumlah yang dua kali lebih banyak hanya dalam rentang 24 jam terakhir. 

NPR 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Tentang Iran, Peradaban Tertua di Dunia Hingga Dikenal sebagai Persia

38 menit lalu

Puluhan warga mengikuti rangkaian pemakaman Mayjor Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad, Irak, 4 Januari 2020. Soleimani, memimpin Pasukan Quds, cabang Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi di luar negeri, mulai dari sabotase dan serangan teror hingga memasok milisi yang beroperasi sebagai pasukan pengganti Iran. REUTERS/Thaier al-Sudani
10 Tentang Iran, Peradaban Tertua di Dunia Hingga Dikenal sebagai Persia

Diketahui, wilayah Iran sempat dikuasai oleh negara-negara Helenistik, Kekaisaran Parthia, Kekaisaran Sasanian, dan terakhir kaum Muslim Arab.


Iran Bungkam Soal Serangan Israel, Isyaratkan Tak Ada Pembalasan

52 menit lalu

Sistem pertahanan anti-rudal Iron Dome Israel dikerahkan di dekat Yerusalem, 14 April 2024. Menurut IDF, sistem pertahanan Israel, serta sekutu Israel di wilayah tersebut, mencegat 99 persen dari lebih dari
Iran Bungkam Soal Serangan Israel, Isyaratkan Tak Ada Pembalasan

Iran tak berencana membalas ledakan di Isfahan yang diduga dilakukan Israel.


Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

1 jam lalu

Kilang Minyak Pertamina Dumai. antaranews.com
Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.


Konser IU di Singapura, Ini Detail dan Panduan Menuju Singapore Indoor Stadium

4 jam lalu

Penyanyi IU atau Lee Ji Eun, Instagram.com/@dlwlrma
Konser IU di Singapura, Ini Detail dan Panduan Menuju Singapore Indoor Stadium

Konser IU akan digelar konser di Singapura pada 20 dan 21 April 2024


Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

4 jam lalu

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari berdiri saat militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS /Amir Cohen
Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

Iran mengaku fasililitas nuklirnya aman. Sehari sebelum dugaan serangan Israel, Garda Revolusi Iran mengklaim siap menembakkan rudal.


Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

6 jam lalu

Orang-orang berkumpul saat militer Israel memamerkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.


Warga Kota Isfahan Iran Tidak Dengar Apa pun soal Serangan Israel

7 jam lalu

Bendera Iran terlihat berkibar di atas sebuah jalan di Teheran, Iran, 1 Februari 2023. Majid Asgaripour/WANA (Kantor Berita Asia Barat) via REUTERS
Warga Kota Isfahan Iran Tidak Dengar Apa pun soal Serangan Israel

Warga di Kota Isfahan, Iran, mengatakan mereka tidak mendengar apa pun di tengah laporan serangan Israel ke daerah tersebut.


Dugaan Serangan Israel di Isfahan, Iran: Hanya Burung Kecil

8 jam lalu

Komandan Militer Iran Nyatakan Siap Hadapi Serangan Israel
Dugaan Serangan Israel di Isfahan, Iran: Hanya Burung Kecil

Militer Iran memastikan bahwa suara ledakan yang terdengar di Kota Isfahan bukan serangan peluru kendali Israel tapi suara sistem pertahanan udara.


Dugaan Israel Tembakkan Rudal, Iran: Tidak Ada Kerusakan

8 jam lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi berbicara dalam pertemuan dengan kabinet di Teheran, Iran, 8 Oktober 2023. Iran's Presidency/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS
Dugaan Israel Tembakkan Rudal, Iran: Tidak Ada Kerusakan

Israel dikabarkan menyerang situs nuklir Isfahan, namun media setempat melaporkan tidak ada kerusakan karena serangan tersebut dilumpuhkan di udara.


Imbas Israel Serang Balik Iran, Rupiah Makin Keok

8 jam lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Imbas Israel Serang Balik Iran, Rupiah Makin Keok

Selain terhadap nilai tukar rupiah, gejolak konflik ini juga berefek pada harga emas dan minyak dunia.