TEMPO.CO, Jakarta - Astronom sedang menikmati hujan meteor gamma y-Normid (Gamma Normid) hingga 28 Maret mendatang. Fenomena ini telah terjadi sejak 28 Februari lalu dan puncaknya baru saja berlalu pada Sabtu malam 14 Maret 2020.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Jamaluddin menerangkan hanya beberapa meteor saja yang menghujani langit pada Sabtu malam. Tidak sampai puluhan atau ratusan. "Sesungguhnya ini hujan meteor lemah," kata Thomas kepada ANTARA, Sabtu.
Menurut dia, fenomena hujan meteor lemah tersebut sejauh ini hanya bisa dikenali para astronom. Masyarakat pada umumnya, kata Thomas, tidak akan dapat menikmatinya.
Berbeda dengan, misalnya, saat Quadrantid atau Quadrantids Meteor Shower pada 22 Desember 2018 - 17 Januari 2020. Puncak hujan meteor itu terjadi pada 3 Januari 2020 di mana ada sekitar 40 meteor per jam.
Sedang fenomena antariksa terdekat lainnya adalah Asteroid 2016 HP6 yang bergerak mendekati Bumi pada 8 Mei mendatang, sekitar awal Ramadan 1441 H. Asteroid yang juga biasa disebut planet minor itu dikategorikan sebagai asteroid Apollo dan dipastikan Thomas aman bagi Bumi.