Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Khawatir Bom Waktu Virus Corona Melanda Afrika

image-gnews
Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Layaknya bom waktu yang berdetak, Afrika yang awalnya memiliki kasus virus corona COVID-19 paling rendah, kini mengalami penyebaran cepat. Beberapa ilmuwan percaya virus yang berawal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Cina itu beredar secara diam-diam di negara lain juga, termasuk Afrika.

"Kekhawatiran saya adalah bahwa kita memiliki bom waktu ini," kata Bruce Bassett, ilmuwan data di Cape Town University yang telah melacak data COVID-19 sejak Januari, seperti dikutip ScienceMag, baru-baru ini.

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa telah memutuskan virus yang mengakibatkan penyakit pernapasan itu sebagai bencana nasional pada Minggu, 15 Maret 2020. Deklarasi ini memungkinkan pemerintahnya untuk mengakses dana khusus dan membuat peraturan keras untuk memerangi wabah virus.

"Ini belum pernah sebelumnya dalam sejarah demokrasi kita, meskipun pernah dihadapkan pada situasi yang sedemikian parah," kata Ramaphosa.

Sejauh ini, angka resmi tampaknya menunjukkan bahwa Afrika sub-Sahara, rumah bagi lebih dari 1 miliar orang, cukup beruntung. Peta interaktif kasus COVID-19 yang dilaporkan dan dioperasikan oleh Johns Hopkins University menunjukkan titik merah besar hampir di mana-mana, kecuali Afrika sub-Sahara.

Namun sekarang, jumlahnya meningkat dengan cepat. Afrika Selatan, yang memiliki kasus pertama 10 hari yang lalu, sekarang memiliki 61 kasus. Menurut Ramaphosa, virus sudah mulai menyebar di dalam negeri. Dan baru kemarin, Rwanda, Equatorial Guinea, dan Namibia semua melaporkan kasus pertama mereka, menjadikan jumlah negara yang terkena dampak menjadi 23.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dan untuk sementara penanganan Afrika terhadap pandemi ini kurang mendapat perhatian global. Para ahli khawatir virus itu dapat merusak negara-negara dengan sistem kesehatan yang lemah dan populasi yang secara tidak proporsional dipengaruhi oleh HIV, tuberkulosis (TB) dan penyakit menular lainnya.

Meskipun Ramaphosa telah melakukan beberapa langkah seperti penutupan sekolah, pembatasan perjalanan, dan larangan untuk pertemuan besar. Namun, 'jarak sosial' atau social distancing akan sulit dilakukan di kota-kota dan daerah kumuh yang padat di benua itu.

“Kami benar-benar tidak tahu bagaimana COVID-19 akan berperilaku di Afrika,” kata dokter anak dan peneliti HIV Glenda Gray, Presiden Dewan Riset Medis Afrika Selatan. Bahkan, bulan lalu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang adalah orang Ethiopia, mengatakan “kekhawatiran terbesarnya” adalah COVID-19 menyebar di negara-negara dengan sistem kesehatan yang lemah.

Afrika Sub-Sahara mendeteksi kasus pertamanya pada tanggal 27 Februari, pada seorang pria Italia yang telah melakukan perjalanan ke Nigeria. Sebagian besar kasus lain sejak itu diimpor dari Eropa; lebih sedikit yang datang dari Amerika dan Asia. Tetapi sampai hari ini, tidak ada contoh penyebaran komunitas.

SCIENCEMAG

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

11 jam lalu

Petugas berusaha menenangkan badak sebelum memotong cula untuk mencegah perburuan liar di Buffalo Dream Ranch, Klerksdorp, Afrika Selatan, Senin, 6 September 2021. Para pemburu liar biasanya membunuh badak untuk mendapatkan culanya. REUTERS/Siphiwe Sibeko
Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

Total ada 23.290 ekor badak sampai akhir 2022 atau naik 5.2 persen dibanding tahun sebelumnya.


WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

6 hari lalu

Seorang pekerja medis dengan pakaian pelindung mendaftarkan informasi untuk seorang pasien di pintu masuk klinik demam Rumah Sakit Pusat Wuhan, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, 31 Desember 2022.  Surat kabar resmi Partai Komunis, People's Daily, menerbitkan artikel mengutip beberapa pakar Cina yang mengatakan penyakit yang disebabkan oleh virus itu relatif ringan bagi kebanyakan orang pada hari Selasa. REUTERS/Tingshu Wang
WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

Cina diminta oleh WHO membuka akses seluas-luasnya untuk menyelidiki keberadaan virus Corona.


Setop Dana Perang Ukraina, G7 Berencana Melarang Penjualan Berlian Rusia

8 hari lalu

Ilustrasi cincin berlian. ANTARA/Prasetyo Utomo
Setop Dana Perang Ukraina, G7 Berencana Melarang Penjualan Berlian Rusia

Larangan penjualan berlian oleh G7 akan mulai berlaku pada Januari 2024


Produk Tenun Desa Wedani Gresik Berhasil Tembus Pasar Afrika

10 hari lalu

Kain tenun produksi UMKM di Desa Wedani, Gresik yang sudah diekspor hingga Ethiopia dipamerkan di Balai Desa Wedani pada Rabu, 13 September 2023. TEMPO/Ami
Produk Tenun Desa Wedani Gresik Berhasil Tembus Pasar Afrika

Desa Wedani di Kecamatan Cerme, Gresik menjadi sentra produksi kain tenun di Jawa Timur.


Waspadai Gejala Covid-19 Varian Pirola, Jangan Anggap Flu Biasa

12 hari lalu

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Waspadai Gejala Covid-19 Varian Pirola, Jangan Anggap Flu Biasa

Covid-19 varian Pirola telah menyerang banyak orang dan pakar meminta mewaspadai gejalanya karena mirip flu sehingga perlu dipastikan dengan tes.


Hadapi Covid-19 Varian Pirola, Kemenkes Belum Wajibkan Pakai Masker

12 hari lalu

Ilustrasi wanita menggunakan masker dua lapis. Shutterstock
Hadapi Covid-19 Varian Pirola, Kemenkes Belum Wajibkan Pakai Masker

Kemenkes belum membuka opsi kembali wajib memakai masker di ruang publik menyusul munculnya COVID-19 varian Pirola di sejumlah negara.


Asal Usul Kajon, Alat Musik Pukul Pengganti Drum Buatan Budak Afrika di Peru

17 hari lalu

Seorang Slangkers  memberikan Drum akustik (Cajon), kepada grup musik Slank usai jumpa pers Big Bang PassionVille 2015 di Best Western OJ Hotel Malang, Jawa Timur, 2 Oktober 2015. Group musik Slank akan tampil menghibur Slankers Malang di Lapangan Rampal besok 3 Oktober 2015, tanpa sang gitaris Abdee Negara karena masih dalam pemulihan pada penyakit ginjal yang di deritanya . TEMPO/Aris Novia Hidayat
Asal Usul Kajon, Alat Musik Pukul Pengganti Drum Buatan Budak Afrika di Peru

Kajon adalah alat musik pukul yang berasal dari Peru. Alat musik pengganti drum ini adalah warisan budaya nasional Peru


Presiden Taiwan Kunjungi Eswatini, Sekutu Terakhir di Afrika

19 hari lalu

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberi isyarat saat berdiri di depan tentara saat berkunjung ke pangkalan militer di Chiayi, Taiwan 25 Maret 2023. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Presiden Taiwan Kunjungi Eswatini, Sekutu Terakhir di Afrika

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Selasa 5 September 2023 bertolak menuju Eswantini (Swaziland) sekutu Taipei yang tersisa di Benua Afrika


Laporan WHO Sebut Ada 1.4 Juta Kasus Baru Positif Covid-19

22 hari lalu

Laporan WHO Sebut Ada 1.4 Juta Kasus Baru Positif Covid-19

WHO melaporkan ada lebih dari 1.4 juta kasus baru positif Covid-19 dan 1.800 kematian akibat virus corona dari 31 Juli 2023 - 27 Agustus 2023


Kudeta di Gabon, Junta Diminta Kembalikan Kekuasaan ke Sipil

23 hari lalu

Sebuah kendaraan militer melewati orang-orang yang merayakan setelah perwira militer mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih kekuasaan, setelah badan pemilihan negara bagian mengumumkan Presiden Ali Bongo memenangkan masa jabatan ketiga, di Port Gentil, Gabon 30 Agustus 2023. Gaetan M-Antchouwet melalui REUTERS
Kudeta di Gabon, Junta Diminta Kembalikan Kekuasaan ke Sipil

Kelompok oposisi Gabon meminta masyarakat internasional untuk mendorong junta untuk menyerahkan kekuasaan kembali kepada warga sipil.