TEMPO.CO, Jakarta - Ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Asisten Direktur Jenderal WHO Bruce Aylward, menyebutkan karantina yang efektif sangat penting untuk mengatasi virus corona. Namun, dia mengatakan karantina efektif tidak dapat terjadi tanpa pengujian ekstensif COVID-19.
Menurut Aylward, untuk benar-benar menghentikan virus, harus dilakukan pengujian cepat terhadap setiap kasus yang dicurigai, isolasi langsung terhadap siapa saja yang dikonfirmasi atau dicurigai sebagai kasus.
"Kemudian mengkarantina kontak dekat pasien selama 14 hari sehingga dapat mengetahui apakah di antara mereka terinfeksi," kata Aylward kepada New Scientist, baru-baru ini. "Itu lah yang menghentikan transmisi di Cina, bukan pembatasan perjalanan besar dan penguncian."
Komentarnya datang setelah pemerintah Inggris mengumumkan bahwa sekarang hanya akan menguji COVID-19 di antara orang yang dirawat di rumah sakit, dan orang dengan gejala ringan tidak akan diuji, tapi harus tinggal di rumah selama tujuh hari.
Aylward berujar, di beberapa negara mereka bahkan tidak mengujinya. Negara tersebut mengatakan jika ada yang batuk dan demam tinggi, diminta untuk tetap di rumah. Tapi masalahnya kemudian adalah bahwa mereka tidak tahu bahwa mereka memiliki penyakit, dan mereka belum memastikannya.
"Setelah beberapa hari orang bosan, pergi jalan-jalan, berbelanja, dan membuat orang lain terinfeksi. Jika Anda tahu Anda terinfeksi, Anda cenderung mengisolasi diri sendiri," tutur Aylward.
Kondisi ini adalah masalah khusus dengan COVID-19 karena hingga 80 persen dari mereka yang terinfeksi mungkin hanya memiliki gejala ringan atau sedang.
"Jika orang-orang itu semua keluar dari rumah sakit, sebagian besar kasus ada di rumah, tapi tidak terisolasi," kata Aylward. "Di Cina, mereka menemukan itu tidak berhasil. Mereka harus mengisolasi mereka di rumah sakit atau asrama atau stadion. Tujuan utamanya adalah agar mereka tidak bosan."
Menurut Aylward, beberapa negara telah merespons dengan baik terhadap wabah virus corona. Dia mencontohkan, Korea Selatan yang dianggap sangat teliti dalam menguji semua kasus yang dicurigai dan menemukan semua kontak.
"Singapura telah dihantam dengan impor (kasus COVID-19) berulang-ulang, dan mereka menerjangnya, melacak semua kasus, melacak semua kontak, secara profesional mengisolasi mereka semua," ujar Aylward.
NEWSCIENTIST | WHO