TEMPO.CO, Jakarta - Mereka yang memiliki kondisi medis serius, termasuk diabetes, memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi sakit akibat virus corona COVID-19, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika.
Federasi Diabetes Internasional menambahkan, bahwa akan lebih sulit untuk mengobati infeksi virus tersebut untuk penderita diabetes karena fluktuasi kadar glukosa darah dan kemungkinan komplikasi diabetes.
“Pertama, sistem kekebalan tubuh terganggu, membuatnya lebih sulit untuk melawan virus dan kemungkinan mengarah ke periode pemulihan yang lebih lama,” tulis organisasi itu sebagaimana dikutip News Observer, Selasa, 17 Maret 2020. "Kedua, virus ini dapat berkembang di lingkungan glukosa darah tinggi."
Sementara orang dengan diabetes tipe 1, yaitu ketika sistem kekebalan menyerang sel-sel yang membuat insulin, memiliki risiko lebih tinggi untuk ketoasidosis diabetikum.
Ketoasidosis diabetik dapat menghambat pengaturan asupan cairan dan kadar elektrolit, yang merupakan bagian integral dari pengelolaan sepsis, menurut American Diabetes Association. Syok septik dan sepsis adalah komplikasi serius yang dialami oleh beberapa pasien virus corona.
Data CDC menyebutkan orang yang menderita diabetes dan terkena virus corona telah meninggal pada tingkat 7 persen, dibandingkan dengan 0,9 persen untuk mereka yang meninggal tanpa kondisi medis yang mendasarinya. Angka kematian didasarkan pada 44.000 kasus virus korona yang dikonfirmasi di Cina.
Untuk mengurangi kemungkinan Anda sakit, CDC merekomendasikan untuk menjaga jarak antara Anda dan orang lain, menyiapkan persediaan, menghindari keramaian dan orang-orang yang sakit, sering mencuci tangan, dan tinggal di rumah sebanyak mungkin.
NEWS OBSERVER