Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Obat Eksperimen Sembuhkan Pasien Corona, Choloroquine Termasuk

image-gnews
Paket alat mandi dan obat-obat yang merupakan fasilitas karantina untuk pasien terinfeksi virus corona di Singapura, 28 Februari 2020.  REUTERS/Feline Lim
Paket alat mandi dan obat-obat yang merupakan fasilitas karantina untuk pasien terinfeksi virus corona di Singapura, 28 Februari 2020. REUTERS/Feline Lim
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, sejumlah bahan obat alami dimunculkan dan direkomendasikan untuk menghadang serangan wabah COVID-19. Sejumlah bahan alami itu diharap dikonsumsi dibarengi gaya hidup sehat dan higienis serta perilaku yang mengikuti imbauan pemerintah, seperti menjaga interaksi sosial atau social distancing.

Itu dilakukan sambil menunggu hasil riset mencari vaksin untuk infeksi virus corona jenis baru tersebut. Para peneliti dan dokter di banyak negara maju sendiri terus menggunakan obat-obatan eksperimental sementara vaksin itu belum tersedia. 

Obat-obatan itu mulai dari calon obat ebola hingga yang biasa digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis, malaria, flu, dan HIV. Mereka dianggap potensial mengerem penularan virus yang pertama kali merebak di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, itu.

Cara ini, pengobatan eksperimental, terpaksa ditempuh karena per Kamis malam, 19 Maret 2020, COVID-19 sudah menginfeksi 222.642 orang di dunia yang 9.115 di antaranya akhirnya meninggal. Mengutip laman Daily Mail, berikut obat-obatan yang sudah digunakan agar pasien  bisa bertahan dari wabah virus corona tersebut, 


1. Chloroquine phosphate (Malaria) 

Salah satu obat yang digunakan oleh dokter untuk memerangi wabah virus corona adalah Chloroquine phosphate, obat anti malaria. Obat berumur 70 tahun--yang dijual dengan nama merek Arlan-- itu dapat membunuh parasit malaria dalam darah, dan menghentikan penyakit tropis di jalurnya.

Pada pasien COVID-19 di Cina, obat itu menunjukkan kemanjuran dan keamanan yang dapat diterima dalam mengobati pneumonia terkait COVID-19. Sebelumnya, Institut Virologi Wuhan mengklaim obat itu sangat efektif dalam uji di laboratorium. Tes para peneliti tersebut menunjukkan obat itu memiliki kekuatan untuk menghentikan replikasi virus dalam sel, dan bertahan dalam tubuh.

Sebanyak 23 uji klinis obat ini sudah berlangsung pada pasien di Cina, dan satu direncanakan di AS dan satu lagi di Korea Selatan.


2. Hydroxychloroquine (Malaria)

Ilmuwan Cina yang menyelidiki bentuk lain dari chloroquine menulis di jurnal ilmiah Cell Discovery bahwa turunan chloroquine yang 'kurang beracun' juga dapat membantu. "Mudah untuk menyulap gagasan bahwa hydroxychloroquine mungkin menjadi kandidat kuat untuk mengobati infeksi oleh SARS-CoV-2," begitu tertulis. 

Tetapi para ilmuwan di Institut Virologi Wuhan mengakui bahwa mereka masih kekurangan bukti untuk membuktikannya sama efektifnya dengan Chloroquine phosphate. Hydroxychloroquine, dijual dengan nama merek Plaquenil, menyebabkan efek samping seperti ruam kulit, mual, diare dan sakit kepala. NHS biasa menggunakannya untuk mengobati lupus dan rheumatoid arthritis serta malaria.

Perusahaan farmasi Sanofi melakukan penelitian pada 24 pasien, yang oleh pemerintah Perancis dianggap 'menjanjikan'. Hasil penelitian menunjukkan tiga perempat pasien yang diobati dengan obat itu dibersihkan dari virus dalam waktu enam hari.

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 jam lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

2 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

2 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

3 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

3 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

5 hari lalu

Ilustrasi obat. TEMPO/Subekti
Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.


Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

7 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

11 hari lalu

ilustrasi minum obat (pixabay.com)
4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.